Alasan Mengapa Jembatan Mahkota 2 Tak Jadi Dibuka Lebaran Ini

Andi Harun Saat Melakukan Konferensi Pers

Mediaetam.com, Samarinda – Sempat memberi harapan jembatan bakal dibuka sebelum Lebaran, Wali Kota Samarinda Andi Harun mengurungkan niat itu. Hal ini disampaikannya pada Selasa sore, 11/05/2021 di Balai Kota Samarinda.

Andi Harun Saat Melakukan Konferensi Pers terkait Jembatan Mahkota 2. (mediaetam.com/Idham)

Keputusan ini dilakukan berdasarkan hasil balasan surat yang dikirim Pemkot Samarinda dengan nomor 620/100.07/26/2021 kepada pihak Kementerian PUPR perihal permohonan pembukaan kembali Jembatan Mahkota II .

Bacaan Lainnya

“Balasan dari pihak kementerian terdapat tiga poin yang disampaikan kepada kami, yang intinya belum bisa memberikan rekomendasi pembukaan jembatan dengan beberapa pertimbangan,” jelas Andi Harun.

Tiga poin yang dimaksud adalah Pertama, berita acara hasil pengukuran sebelum dan sesudah kelongsoran sesuai notulen rapat belum disampaikan. Kedua, laporan terkait keretakan pada pile cap pylon 7 dan bagian lain belum dilaporkan. Ketiga, belum ada pembahasan dengan KKJTJ terkait dua hal tersebut diatas.

Andi Harun juga menjelaskan setelah terjadinya longsor pemkot Samarinda langsung bergerak cepat dengan menurunkan Dinas PUPR Kota Samarinda untuk melakukan survey untuk memastikan kondisi jembatan dan ada juga survey yang dilakukan PT Ninda Karya.

Dari hasil survei yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut didapatkan dua hasil yang berbeda. Survey yang dilakukan PUPR Samarinda menyatakan terdapat pergeseran jembatan sebanyak 7 milimeter ke kanan dan turun 30 milimeter ke bawah pada pile cap pylon 7 jembatan Mahkota II Samarinda. Sementara, survey yang dilakukan PT Ninda Karya, menyatakan tidak ada pergeseran.

“Perbedaan hasil survey dipengaruhi oleh bagaimana cara pengambilan titik koordinat oleh keduanya, Konsultan PUPR Samarinda menggunakan koordinat lokal, sementara PT Nindya Karya menggunakan koordinat global,” jelas Andi Harun.

Lanjut Andi Harun, saat ini pemkot Samarinda menunggu alat bernama Crack Detection Microscope yang disediakan oleh Kementrian PUPR untuk mengetahui penyebab keretakan yang terjadi pada pilek cap pylon 7 jembatan mahkota II.

“Membutuhkan waktu selama enam minggu alat tersebut baru bisa digunakan di Samarinda. Akan tetapi, kami juga sedang mencari alternatif lain, dengan berkoordinasi dengan beberapa PTN Negeri maupun Swasta untuk mengusahakan pengadaan alat tersebut,” ucap Andi Harun.

Di akhir Andi Harun menjelaskan, Pemkot Samarinda sebenarnya ingin membuka Jembatan Mahkota II sebelum Hari Raya Idhul Fitri, mengingat saat ini juga terdapat pembangunan dinding turap di Teluk Bajau belum terlaksana sebab masih menunggu lelang.

“Intinya jembatan Mahkota II belum bisa kita buka, ini semua demi keselamatan bersama, kita tidak mau ambil risiko,” tutup Andi Harun.(Idham)

 

Bagikan:

Pos terkait