Mediaetam.com, Tenggarong – Akibat pandemi, sejak Maret 2020, para pelajar mesti belajar daring. Hal tersebut mendapat tanggapan dari anggota DPRD Kukar Ahmad Zulfiansyah.
BacaJuga
Dirinya mengatakan jikalau ada imbauan dari pemerintah pusat melaksanakan belajar daring, ia meminta agar Pemkab Kukar bisa bijak melihat.
“Salah satu contoh, dengan ditundanya sekolah, ada dampak psikolog terutama anak anak semakin tidak mau belajar kerjanya cuma main HP, makan, tidur. Akhirnya otaknya buntu,” ucapnya saat diwawancarai awak media beberapa waktu lalu.
Dirinya sebagai orang tua juga sangat merasakan dampak akibat pembelajaran daring.
“Saya punya dua orang anak di rumah, harus menyelesaikan PR dan membantu dalam proses belajarnya,” ucap Zul sapaan akrabnya.
Atas hal tersebut dirinya mendorong diadakan belajar tatap muka dengan mencari satu sekolah yang punya aturan ketat.
Dirinya mencontohkan SMPN 1 Tenggarong yang bangunannya sudah mendukung dengan 27 lokal yang dimiliki.
“Ada 27 lokal yang bisa dibuat klaster, misalnya satu lokal dibagi tiga,” ucapnya.
Hal tersebut menurutnya dapat dilakukan yang penting diatur protokolnya, pakai APD, dan anak membawa makan sendiri.
Sebelum sekolah dimulai, guru dan murid melaksanakan swab, dan 1 bulan kemudian di swab kembali.
“Kalau hasilnya negatif berarti tidak ada penyebaran corona di situ,” ucapnya.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa ada tim gugus tugas Covid-19 yang minimal dapat mendampingi dan memantau secara terus menerus proses belajar yang terjadi.
Ditambahkannya, bahwa semua orang memang wajib waspada dengan corona. Tetapi juga jangan sampai mudharat.
“Enggak menyalahkan tapi ambil hikmahnya, bagaimana ekonomi bisa bergiat, anak bisa sekolah,” tutupnya. (Akbar)