Mediaetam.com, Tenggarong – Lapas Kelas II A Tenggarong laksanakan pelatihan pembinaan kemandirian terhadap warga binaan.
Ada 10 kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama 50 hari kerja. Satu kegiatan akan dilaksanakan selama lima hari. Untuk Anggaran pelatihan sebanyak Rp 150 juta dibagi 12 orang perpelatihan
BacaJuga
“Jadi dari kita jadwalkan mulai Maret sampai bulan Juni kecuali Ramadhan kita istirahat,” ucap Kepala Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Kerja Lapas Kelas IIA Tenggarong Zairin Zain saat diwawancarai awak media.
Pelatihan tersebut di antaranya mulai dari barista kopi, pembuatan roti, barber shop, pembuatan pakan ikan, menjahit, desain grafis, bubut kayu, sablon, dan sebagainya.
Untuk sablon merupakan yang terbaru, karena menurutnya ke depan hal tersebut akan menunjang kegiatan produksi yakni konveksi.
Selain itu, tahun ini pihaknya juga dapat bantuan alat sebanyak Rp 140 juta untuk memenuhi alat konveksi.
“Lapas kita salah satunya ditunjuk untuk produksi konveksi,” ucapnya.
Dirinya menjelaskan tujuan dilakukannya kegiatan tersebut agar narapidana punya bekal ketika dia pulang. Ada sertifikat yang dipegang dan ada ilmu yang dia dapat.
Pelatihan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan penerimaan negara bukan pajak, jadi pihaknya memilih yang akan menunjang kegiatan.
Selain keuntungan tersebut ia yakin jika pembinaan di lapas itu ibarat dua sisi mata uang, jikalau ada kegiatan otomatis keamanan berjalan.
“Dia harus berimbang, kalo ada kegiatan orang tidak berpikir macam macam,” ucapnya.
Sementara itu Muhammad Ilmi salah satu warga binaan yang mengikuti pelatihan barista coffe mengungkapkan kegiatan tersebut menambah pengalaman dan pengetahuan.
“Jadi siapa tahu ke depannya keluar dari sini bisa punya usaha sendiri di bidang kopi,” ucapnya.
Sejauh ini menurutnya ia hanya bisa minum kopi saja. Namun hari ini, bisa terjun langsung membuat dan tahu cita rasa.
Untuk materinya, menurut dia juga sederhana dan jelas, diawali nama kopi, nama alat, cara pembuatan seperti cara memasak, cara membuat, cara mengolah dan cara membikin campurannya.
“Kita bisa memahami,” tutupnya. (Akbar)