Mediaetam.com, Tenggarong – Edi Damansyah dan Rendi Solihin melenggang mulus untuk memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Kutai Kartanegara (Pilkada Kukar) 2020.
Hasil hitung cepat tim internal Edi-Rendi beberapa waktu lalu menunjukan persentasi kemenangan dengan perolehan 74,93 persen dan kolom kosong (Kokos) 25,7 persen.
Begitupun hasil data Sirekap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kukar pertanggal 14/12/2020 pukul 09.41 Wita menunjukkan keunggulan Edi-Rendi 71,5 persen dan Kolom Kosong 28,5 persen dengan data masuk 42,2 persen.
BacaJuga
Ketua Tim Pemenangan Edi-Rendi Husni Tamrin mengatakan, setiap timnya sosialisasi ke bawah, masyarakat menurutnya langsung mengerti terkait program dan visi misi Edi Rendi, terutama terkait 10 program unggulan dan 23 program yang akan dijalankan.
“Hal tersebut jadi kesan yang sangat baik selama mendampingi beliau berdua,” ucap Tamrin saat diwawancarai Mediaetam.com, via telepon seluler Senin pagi, 14/12/2020.
Adapun dinamika dalam proses kampanyenya pemenangan. Menurut Tamrin, yang paling menguras tenaga adalah di awal dan akhir. Dimana di awal pertarungan ia menyebutkan terkait perebutan Surat Keputusan (SK) PAN lalu pada detik akhir muncul surat Rekomendasi Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI).
“Hal tersebut kami anggap biasa saja, karena itu dinamika politik. Alhamdulillah kita bisa lewati dengan kebersamaan dan tim yang solid,” ucapnya.
Selain itu tidak ada lagi dinamika yang ada.
Tantangan juga tidak ada, tetap kita kumpulkan massa-massa di kampung.
Terkait kemenangan Edi-Rendi, menurutnya pendekatan khusunya ada pada pada bentuk visi misi dan program yang akan dijalankan ke masyarakat.
Menurutnya, Edi juga sudah berjalan hampir di seluruh desa dan keluruhan di Kukar untuk menyerap aspirasi dengan penuh kesederhanaan.
“Tidur di mana, makan di mana gak masalah. Protokoler sudah dihilangkan. Itu juga menjadi salah satu faktor rakyat menyambut dengan baik,” ucap Tamrin.
Dengan berakhirnya Pilkada dan tinggal menunggu hasil resmi penghitungan KPU, dia berharap tidak ada perbedaan, masyarakat yang tadinya bersebrangan harus bersatu membangun Kukar.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Kutai Kartanegara Zulkifli mengatakan, terkait keunggulan Edi-Rendi terletak pada program kerja yang ditawarkan.
“Pasangan calon jelas ada hal yang ditawarkan sedangkan selama ini kolom kosong ketika ditanyakan, jawabnya nanti ada orangnya,” katanya.
Tapi menurutnya angka kurang lebih 25 persen tetap harus menjadi perhatian. Dengan kondisi demokrasi sekarang. Menurutnya orang masih percaya dengan keberadaannya, artinya secara politik kolom kosong masih punya nilai.
Dia melanjutkan kantong kemenangan kokos terbesar ada pada wilayah perkotaan saja tidak ada di kecamatan.
“Pertanyaan kita? Siapa kaum perkotaan yang bisa memilih kokos ini? Apakah dari masyarakat biasa, masyarakat terdidik, atau kalangan birokrasi,” ucapnya yang juga merupakan Dekan Fisipol Unikarta.
Yang mampu menjawab hal tersebut menurutnya adalah tim Edi Rendi yang memiliki data valid . Tapi jika melihat kantong kemenangan kokos sepertinya berada di lingkungan birokrasi.
“Sepertinya seperti itu, tapi saya tidak punya data valid, tapi saya melihatnya di ranah situ,” ucapnya lagi.
Data tersebut bisa menunjukkan ketidakpuasan, ini juga menjadi pekerjaan rumah bagi bupati terpilih.
“Apakah hal tersebut ketidakpercayaan terhadap bupati atau ini menjadi rasa kekecewaan mereka terhadap orang-orang birokrat di bawah pak bupati,” ucapnya.
Terkait program yang harus dijalankan Edi Rendi, menurutnya adalah infrastruktur program 50 juta/rt dan seluruh program yang sudah dicanangkan.
Terkait cara menagih janji Edi-Rendi, menurutnya sekarang kembali ke bupati terpilih bagaimana komitmen menjalankan program tersebut. Ditambah dengan dengan program DPRD, karena mereka didukung banyak partai.
“Harusnya ada kontrak politik,” tutupnya.
Di Konfirmasi terpisah, Ketua KPU Kukar Erlyando Saputra mengatakan, setelah dilakukan pungut hitung di tempat pemungutan suara 9 Desember kemarin, tahapan selanjutnya akan dilakukan rekapitulasi berjenjang baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten.
Jadwal rekapitulasi di tingkat kecamatan 10-14 Desember dan rekapitulasi dan penetapan hasil di tingkat kabupaten 13-17 Desember.
“KPU kukar mengajak masyarakat untuk mengawal proses rekapitulasi berjenjang yang akan dilaksanakan untuk memastikan bahwa hasil di tiap tingkatan telah berjalan sesuai mekanisme dan aturan,” tutupnya. (Akbar)