Mediaetam.com, Kukar – Petani Sebulu kerap mengeluh harga pupuk yang melambung. Selain itu, mereka juga terkadang sulit mendapatkan pupuk. Wakil Bupati (Wabup) Kutai Kartanegara (Kukar) Rendi Solihin pun menyerahkan bantuan pupuk untuk sektor pertanian kepada petani di Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu.
Rendi mengungkap bantuan tersebut merupakan upaya dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Sehingga tercapai kesejahteraan masyarakat khususnya petani dan para Kelompok Tani (POKTAN) Kecamatan Sebulu.
Ada lima kelompok Gapoktan Desa Sebulu Modern yang mendapat bantuan. Pertama Gapoktan Antelan dengan jenis lahan Basah dan kering mendapat 4.000 Kg, Sumber Rejeki dengan jenis lahan basah dan kering mendapat 6.250 Kg, Ranam Nyuruk dengan jenis lahan basah dan kering mendapat 6.000 Kg. Kemudian, Tanjung Kresik dengan lahan basah dan kering mendapat 4.200 Kg. Terakhir, Maju Bersama KM 09 dengan lahan kering mendapat 3.000 Kg.
“Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kukar. Saat ini menjadi penopang utama kebutuhan pangan di Kaltim. Sehingga ini menjadi perhatian khusus kami,” tutur Wabup Kukar, Rendi Solihin.
Saat ini, sekitar 45 persen pasokan pangan Kaltim berasal dari Kukar. Menurut Rendi, hal tersebut menjadi modal besar. Mereka perlu meningkatkan pasokan hasil pertanian untuk mempertahankan Kukar sebagai lumbung pangan. Baik untuk Kaltim maupun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mendatang.
“Untuk meningkatkan produktivitas pertanian kami menyerahkan bantuan berupa Pupuk Organik Hayati Granul kepada Petani Dusun Antai di Rumah Ketua Gapoktan, Desa Sebulu Modern,” ungkapnya.
Rendi menyebut, aneka bantuan mulai dari berbagai peralatan pertanian, pupuk hingga bibit. Mereka mengharapkan bisa meningkatkan kinerja dan kualitas dari para petani di Kukar. Juga bisa memberi motivasi kepada para pemuda untuk menjadi petani milenial.
“Saat ini yang masih menjadi PR terbesar Pemkab Kukar adalah bagaimana cara menumbuhkan minat para pemuda untuk mau bertani dan menjadi petani milenial. Hal ini masih terus kami upayakan,” pungkasnya. (Indah Hardiyanti)