Gerakan Etam Mengaji, Satu Desa Satu Hafidz di Kutai Kartanegara

acara wisuda sekaligus pelepasan Santri Program Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran tahun 2019 – 2020 di Masjid Al Anshar Jalan Arwana Tenggarong, Sabtu (31/10/2020). HO/Prokom Setkab Kukar.

TENGGARONG – Sejak 2016 lalu, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memprogramkan Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran. Selaras dengan Perbup No 24 tahun 2016 tentang Gerakan Etam Mengaji (Gema).

 

Bacaan Lainnya

Hal tersebut diungkapkan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Chairil awal, melalui sambutan tertulis yang disampaikan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kab Kukar Suprianto. Saat acara wisuda sekaligus pelepasan Santri Program Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran tahun 2019 – 2020 di Masjid Al Anshar Jalan Arwana Tenggarong, Sabtu (31/10/2020).

 

Chairil berpesan, target utama dari Program Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran ini tidak lain agar masyarakat Kukar tidak mengalami krisis iman dan guru mengaji.

 

“Dengan kehadiran para Hafidz dan Hafidzah di desa masing-masing akan melahirkan masyarakat Qurani,” ujarnya, dilansir dari lama resmi Pemkab Kukar.

 

Santri yang telah dinyatakan berhasil mengikuti program ini selama satu tahun, akan mengabdi di desanya masing-masing. Untuk menularkan kemampuan hafalan para santri ditengah masyarakat. Serta memasyarakatkan baca tulis Al-Quran di desa masing-masing.

 

Chairil berharap, ilmu pengtahuan yang telah diperoleh dapat didayagunakan secara maksimal dan sebesar-besarnya untuk kemaslahatan umat Islam.

 

“Hafalan yang telah dimiliki senantiasa dijaga dengan selalu di-Muroja’ah (diulang-ulang),” imbuhnya.

 

Sementara itu, Ketua Panitia Wisuda Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran Ustadz Harun Alrasyid mengatakan, keberadaan yayasan Hafidz Quran ini banyak mengalami beberapa kendala. Di antaranya ada yang mundur, ada yang behenti di tengah jalan.

 

“Alhamdulillah di antara 50 yang terdaftar, 44 yang berhasil lulus, 3 diantaranya berprestasi berhasil menempuh pendidikan Perguruan Tinggi Ilmu Quran di Jakarta, seluruh biaya pendidikan dibiayai Pemkab Kukar,” kata Harun Alrasyid.

 

Para santri yang telah lulus akan dikembalikan kepada desanya masing-masing. Dengan harapan para santri akan diberdayakan di desanya masing-masing.

 

“Apakah nantinya akan mejadi iman, guru ngaji ataupun jadi ustadz,” kata Harun.

 

“Yang terpenting untuk selalu menjaga etika sebagai Hafidz dan Hafidzah Al-Quran yang bukan hanya memiliki hapalan Al-Quran , akan tetapi selalu mengaktualisasikan nilai – nilai Qurani didalam kehidupan sehari – hari,” sambungnya.

 

Capaian hafalan juz tertinggi diraih Dewi Kusuma Ningrum. Dengan capain 30 juz, Dewi berasal dari Kecamatan Tenggarong. (adv)

Bagikan:

Pos terkait