Mediaetam.com, Kukar – Inovasi jadi jalan kunci untuk menemukan solusi. Termasuk inovasi terkait alat pemadam kebakaran. Mengingat, beberapa waktu lalu, banyak terjadi kebakaran yang melanda Kutai Kartanegara (Kukar). Maka dari itu, perlu alat praktis yang bisa jadi jawaban untuk mengendalikan si jago merah.
Akibat kebakaran di Kukar, sudah puluhan rumah jadi korban. Tetapi, kebakaran yang mampu menghanguskan puluhan bangunan tersebut, kerap terjadi di atas perairan Sungai Mahakam. Contohnya saja kebakaran di Dusun Nangka Bona dan Desa Sedulang beberapa bulan yang lalu.
BacaJuga
Salah satu penyebab kebakaran lambat teratasi dikarenakan akses menuju lokasi kebakaran yang sulit untuk dilewati petugas pemadam kebakaran (damkar). Maka dari itu, anggota DPRD Kukar Sopan Sopian memiliki inovasi. Yaitu dengan membuat sistem pengairan. Yang disebutnya Hidran Kampung.
Hidran Kampung ini langsung mengambil air dari sungai. Menggunakan pipa yang mengarah ke sungai. Bahkan sudah dibuat di beberapa titik di Desa Muara Muntai Ulu. Sehingga tidak serumit menggunakan mesin alkon yang harus diangkat dan dibawa terlebih dahulu.
“Kalau pakai Hidran Kampung ini, kita sudah pakai pipa yang terbentang. Ada titik-titiknya yang kita buat,” jelas Sopan.
Sistem Hidran Kampung ini disebut Sopan sangat efektif. Terlebih menggunakan mesin air berstandar Damkar. Untuk daerah yang agak jauh atau lebih ke arah daratan, Sopan mengaku telah mengakalinya dengan membuat penampungan air. Seperti kolam buatan atau sejenisnya.
Dia menyebut, selain sebagai penanggulangan musibah kebakaran, sistem Hidran Kampung ini juga berguna sebagai sistem pengairan untuk pertanian. Seperti penyiraman kebun hingga pengairan irigasi sawah.
“Karena fungsinya ganda,” ujar Sopan.
Sopan menjelaskan, sistem ini akan dicoba agar terkoneksi antar-desa. Karena berdasarkan percobaannya, dengan satu mesin saja, dapat menyemprotkan air lebih dari satu titik. Tekanan semprotan air tidak berubah. Asalkan menggunakan mesin standar Damkar.
Pengadaannya pun sangat efisien. Diperbolehkan menggunakan anggaran dari dana desa. Untuk pengoperasiannya, perlu sumber daya manusia yang terlatih. Untuk itu, setiap desa diharapkan mampu membuat pelatihan terkait penanggulangan musibah kebakaran. Untuk para pemuda di desa-desa.
“Kita maunya ada relawan tiap desa,” pungkas Sopan.