Mediaetam.com, Samarinda – Puluhan mahasiswa mendatangi kantor rektorat Universitas Mulawarman (Unmul) untuk menyampaikan tuntutan mereka. Namun, Rektor Unmul Masjaya masih di luar kota. Sehingga para mahasiswa hanya bisa menemui Wakil Rektor II Abdunnur dan Wakil Rektor III Syaifudin Encik Akhmad.
“Saya sudah komunikasi dengan pak rektor, dia sangat mengapresiasi apa yang telah kalian perjuangkan, dan mengatakan untuk mengatur waktu kapan bisa bertemu dengan adik – adik mahasiswa,” kata Wakil Rektor III Encik Akhmad Syaifudin.
BacaJuga
Lanjut Wakil Rektor II Abdunnur, SK Rektor yang saat ini ada masih mengacu pada Permen No 25 tahun 2020, belum ada Permen untuk tahun 2021.
“Jadi ini bentuk inisiatif Rektor bagi mahasiswa yang orang tua atau walinya mengalami kondisi perubahan ekonomi atau mahasiswa yang tidak sejahtera,” kata Abdunnur.
Menurut Abdunnur, pihaknya tidak bisa melangkahi aturan yang sudah ada saat ini.
“Kita organisasi pemerintah jadi harus taat dengan aturan yang ada, jika kami mengeluarkan kebijakan sendiri bisa jadi kami diaudit dianggap merugikan negara,” kata Abdunnur.
Selama pandemi berdasarkan data semester ganjil tahun 2020, pihak unmul mengalami penurunan pendapatan sekitar Rp 8 miliar dari kebijakan mengenai pembayaran UKT semester ganjil tahun 2020.
“Ada sekitar lima ribu mahasiswa yang mengajukan penurunan dan pemotongan 50 persen dari seluruh mahasiswa di Unmul di semester yang lalu,” kata Abdunnur.
Pihak rektorat tidak bisa langsung menyamaratakan semua mahasiswa mendapat bantuan penurunan dan pemotongan UKT ada syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Di akhir Abdunnur pun mengatakan, mengutip dari Rektor Unmul Masjaya, bahwa tidak ada mahasiswa Unmul yang tidak kuliah karena tidak bisa membayar UKT.(Idham)