SAMARINDA – Pada hari Selasa tanggal 2 Januari 2024, Tim WRU BKSDA Kalimantan Timur menerima laporan dari masyarakat yang ingin menyerahkan satwa jenis Trenggiling (Manis javanica), yang berlokasi Perumahan Sempaja Kec. Samarinda Utara, Kota Samarinda. Hal ini bukan upaya pertama untuk mengembalikan trenggiling di Kaltim ke habitatnya.
Dalam unggahan BKSDA Kaltim, Setelah mendapat informasi itu, selanjutnya Tim WRU menuju lokasi. Petugas pun melakukan serah terima satwa jenis Trenggiling dari masyarakat tersebut.
Saat diterima Trenggiling tersebut dalam keadaan sehat dan berjenis kelamin jantan, kemudian tim WRU BKSDA Kalimantan Timur membawa satwa tersebut ke kantor Seksi Konservasi Wilayah II untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan, sebelum dilepasliarkan kembali.
Sebelumnya, pada hari Rabu, tanggal 29 November 2023 yang lalu, tim WRU BKSDA Kalimantan Timur juga menerima laporan. Saat itu, warga menemukan satwa liar jenis Trenggiling (Manis javanica) berada di pemukiman daerah Kecamatan Palaran, Kota Samarinda. Kemudian tim WRU segera menuju lokasi dan melakukan serah terima trenggiling dari warga tersebut.
“Saat diterima Trenggiling tersebut dalam kondisi sehat dan layak untuk dilepasliarkan,” jelas BKSDA Kaltim dalam keterangan tertulisnya.
Saat itu, Tim WRU BKSDA Kalimantan Timur langsung membawa untuk segera dilepasliarkan, di kawasan Cagar Alam Muara Kaman Sedulang.
Sisik yang Diincar
Satwa Trenggiling, terutama sisiknya masih menjadi incaran utama para pelaku kejahatan untuk diperjualbelikan. Trenggiling menghuni hutan alam primer dan sekunder.
Pada 2023, penyelundupan sisik trenggiling terbesar dalam dua puluh tahun terakhir, juga berhasil petugas gagalkan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berhasil mengungkap kasus perdagangan sisik Trenggiling yang hendak diselundupkan ke Surabaya melalui Pelabuhan Trisakti Kota Banjarmasin.
Sebanyak 360 Kg sisik Trenggiling berhasil diamankan petugas. Satwa Trenggiling, terutama sisiknya masih menjadi incaran utama para pelaku kejahatan untuk diperjualbelikan. Trenggiling menghuni hutan alam primer dan sekunder. Hutan Kalimantan memang menjadi habitat satwa ini. Trenggiling menyukai wilayah yang cenderung lembab, kaya akan serasah dan pohon lapuk. Mamalia pemakan semut dan tak bergigi ini juga mampu hidup di kebun sawit. Tetapi menjadi petaka karena trenggiling semakin mudah diburu dan diangkut. (Bon/redaksi)
Baca juga: Trenggiling Dari Palaran Itu, Kini Hidup di Muara Kaman