Mediaetam.com, Kukar – Program Beasiswa 1000 Guru Sarjana kini memasuki tahap kedua pada September mendatang. Pada program tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) mengalokasikan dana sebesar Rp 4,4 miliar di APBD Perubahan 2023.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Kukar, Dendi Irawan Fahriza mengatakan target dari program beasiswa tersebut ialah 800 orang guru, yang akan dilakukan secara bertahap hingga 2024.
“Pada tahap pertama di 2023 ini secara administrasi yang lulus dalam verifikasi berkas sudah ada 100 orang guru, beasiswa 1000 guru sarjana ini akan dibuka lagi di akhir September nanti,” ucap Kepala Bagian Kesra Setkab Kukar, Dendi Irawan Fahriza. Jumat, (11/8/2023).
Lebih lanjut, Dendi menyebut dengan dibukanya tahap kedua diharapkan paling tidak bisa mencapai 216 orang guru yang bisa merasakan manfaat dari program tersebut.
“Demi mencapai target kami akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah di Kukar. Karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui terkait program ini,” ungkapnya.
Dendi menerangkan dalam mekanisme pelaksanaan program tersebut, Pemkab Kukar bekerjasama dengan sejumlah Universitas yang ada di Kaltim, diantaranya Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta), Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Universitas Terbuka (UT), Universitas Mulawarman (Unmul), Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), dan Universitas Nadhlatul Ulama Kaltim.
“Program ini dikhususkan untuk anak-anak asal Kukar dan akan dibiayai sampai tuntas. Untuk biaya tiap semesternya itu langsung di alokasikan ke Perguruan Tinggi nya, jadi tidak berupa uang yang diberikan kepada calon guru atau guru itu,” terangnya.
Program beasiswa 1000 guru sarjana ini sebagai bentuk upaya Pemkab Kukar dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan unggul di Kukar.
“Kami harap dengan adanya program ini, anak-anak Kukar yang ingin menempuh pendidikan Strata 1 (S1) bisa memanfaatkannya dengan baik, sehingga bisa meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan SDM yang berkualitas di Kukar,” pungkasnya. (Indah Hardiyanti)