Tenggarong – Workshop Pembahasan Tata Cara Penetapan Cadangan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam digelar Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan RI didampingi Direktur Konservasi dan Keanekaragamaan Hayati Laut Kementrian Kelautan dan Perikanan secara daring. Pejabat dan pihak terkait di Kukar mengikuti acara dari Ruang Rapat Bapedda, Lantai II Kantor Bappeda Tenggarong, Rabu (11/11/2020).
Plt Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Kukar sekaligus Kepala Bappeda Kabupaten Kukar Wiyono mengatakan, Kabupaten Kukar memiliki potensi perikanan yang besar.
Kabupaten Kukar juga dianugerahi lumba – lumba air tawar. Ikan endemik yang khas di Kalimantan Timur, yaitu Pesut Mahakam. Habitat pesut Mahakam ini berada di Sungai Mahakam bagian tengah dan anak – anak sungainya, serta Danau Semayang, Danau Melintang, dan sekitarnya.
Lebih lanjut dikatakan Chairil, hasil penelitian dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species Of Indonesia (RASI) pada tahun 2019 populasi pesut Mahakam ini tinggal 81 ekor saja dibanding 88 ekor pada tahun 2015.
Atas inisiatif dan usulan dari Yayasan Rasi bekerja sama dengan tim teknis lintas perangkat daerah di Pemerintah Kabupaten Kukar disusunlah suatu kawasan perlindungan pesut Mahakam melalui pencadangan kawasan konservasi perairan.
Sementara itu Direktur KKHL KKP Andi Rusandi memaparkan penetapan kawasan berdasarkan kajian ilmiah dan berbasis kemasyarakatan bagi lumba – lumba air tawar pesut Mahakam ini bertujuan untuk memperoleh perlindungan habitat yang efesien melalui peningkatan kualitas habitat yaitu menghindari polusi bahan kimia dan suara bawah air serta mengurangi resiko kematian yang disebabkan rengge, racun dan tertabrak kapal terafiliasi sistem pemantauan perkembangan dan ancaman terhadap pesut Mahakam, sumber daya perikanan dan kualitas air serta terbangunnya ekowisata yang berbasis kemasyarakatan dan alam di daerah habitat pesut Mahakam.
Pemaparan materi terkait kondisi pesut Mahakam disampaikan Danielle Kreb dari Yayasan Konservasi Rasi, Amehr Hakim dari Direktorat KKHL serta Ahmad Gestiadi Pasatibu dari Kemendagri
Workshop diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari Pemerintah Kabupaten Kukar kepada Direktur Konservasi dan Keanekaragamaan Hayati Laut. (Adv)