Mediaetam.com, Tenggarong – Persoalan Gulma di perairan Sungai Mahakam tak kunjung selesai. Telah hampir dua bulan warga bergotong royong untuk mengurai. Namun, daun-daun gulma masih terus melambai.
Wakil Ketua Badan Permusyawaratan Desa Jantur Selatan mengatakan, bahwa akibat gulma tersebut akses transportasi warga yang biasanya melintasi persimpangan batas tiga desa yakni, Desa Jantur, Desa Jantur Baru, dan Desa Jantur Selatan, jadi terhambat.
“Ada 40-60 warga dari tiga desa yang ada di daerah Jantur ini bergotong-royong membersihkan gulma,” ucapnya saat diwawancarai Mediaetam.com Jumat (18/12/2020).
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara (BPBD Kukar) karena telah membantu secara tenaga dan dana guna mengatasi gulma yang ada.
“Datangnya BPBD Kukar dapat mengatasi gulma yang telah melanda di sungai Jantur, baik Jantur Baru, Jantur induk, maupun Jantur Selatan,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Desa Jantur Baru Danhar mengatakan penanganan gulma dari awal baru 35 persen. Sekitar 65 persen gulma masih ada di Danau Jempang dengan luasan ribuan hektar.
“Nanti akan turun lewat sungai ini, karena satu-satunya jalan,” ucapnya.
Dia menambahkan untuk sekarang lalu lintas alur sungai untuk para nelayan sudah bisa tapi menurutnya tinggal menunggu waktu gulma akan kesini turun dari Danau Jempang.
Sementara itu Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan terkait gulma yang ada, menurutnya berasal dari Danau Jempang lalu turun ke wilayah Jantur.
“Karena Danau Jempang berada di Kutai Barat nanti kita koordinasi dengan Kutai Barat,” ucapnya.
Setelah itu pihaknya akan sampaikan ke pemerintah provinsi karena hal ini masalah lintas kabupaten.
Dia menambahkan bahwa persoalan gulma semacam kejadian alami. Dengan turunnya gulma menurutnya danau menjadi bersih.
“Untuk jangka panjangnya nanti ada riset sehingga kawasan ini dapat penanganan dengan baik ketika ada gulma,” tutup Edi. (Akbar)