Mediaetam.com, Tenggarong – Sungai Mahakam telah menjadi urat nadi ekonomi masyarakat Kaltim jauh sebelum era modern. Kapal sebagai alat angkut ternyata jadi saksi bagaimana alih teknologi ikut berpengaruh pada budaya masyarakat tepi sungai.
Alat transportasi apung itu tak lagi didominasi jenis mini yang berbahan kayu. Arus investasi dalam industri perkapalan pun tumbuh subur dan menghadirkan beragam rupa kapal besi, hal ini mendorong warganya untuk mengembangkan kreativitas dalam memenuhi kebutuhan sekaligus meningkatkan taraf hidupnya.
BacaJuga
Hal ini tercermin dari tumbuhnya industri kapal di sepanjang Sungai Mahakam sejak zaman dulu, baik yang dikelola secara tradisional maupun menggunakan peralatan modern. Salah satunya adalah yang dikelola PT Allvina Prima di kawasan perairan Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebuah perusahaan galangan kapal yang berangkat dari usaha tradisional puluhan tahun silam, kini bersaing dengan tehnologi modern dan mampu merambah pasar kapal dunia di kancah persaingan internasional.
Di galangan ini, sebuah karya fenomenal anak bangsa tengah dibangun putra-putra terbaik daerah ini, tepatnya di Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebuah Kapal Penumpang wisata berjenis Small Waterplane Area Twin Hull (SWATH) sedang dikerjakan sekitar 150 orang yang kesemuanya seratus persen adalah tenaga kerja lokal ,Kapal ini berkapasitas 100 orang penumpang, dengan dimensi panjang 43 meter dan lebar 20 meter.
“Desain kapal jenis ini lazimnya banyak ditemui di industri pariwisata eropa, dari sanalah kami terinspirasi untuk membuatnya disini, sementara untuk dukungan tehnik perkapalan, bangunan kapal ini sepenuhnya di dukung oleh para ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kapal (swath) ini kalau berjalan dengan cara berdiri layaknya manusia di atas air, kedua kakinya menyentuh air, tetapi tubuhnya tidak terkena air dan para pekerjanya kapal ini semuanya dari masyarakat lokal yang ada di kecamatan Anggana,” kata ungkap Direktur Teknik PT Allvina Prima HM.Ridwan.Ag. Najjar,M. Mar. Eng, M.ik, MM, yang membangun kapal ini saat ditemui tim Diskominfo Kukar di lokasi galangan kapal tersebut, Kamis (17/9/2020) siang.
Ridwan memaparkan, ini adalah satu-satunya kapal sejenis yang dibuat di asia Tenggara, kapal ini dilengkapi dengan 53 kamar dan fasilitas jacuzzi tub,tempat sauna, bar, massage, dan sejumlah fasilitas mewah lainnya dalam 3 deck.
Kapal ini dibangun atas pesanan pengusaha dari Negara Maldives. Ia menceritakan asal mula order ini mereka dapatkan saat pertemuan beberapa waktu lalu di Maldives, kapal ini sendiri sejatinya akan dibuat di China akan tetapi secara kwalitas dan harga kita lebih bersaing, ditambah sebelumnya telah terjual 2 unit kapal lainnya dalam jenis yang berbeda ke negara tersebut maka akhirnya kita dalam hal ini Indonesia yang mereka pilih. Bandingkan saja biaya pembuatan kapal ini hanya sekitar Rp 17 mikiar. Padahal, harga kapal ini di Maldives 5-7 juta USD atau Rp 60-80 miliar, lanjutnya.
Kapal ini didukung mesin berkapasitas 600×2 HP, 3 unit mesin Genset 80 KVA. Dengan model twin hull, kapal ini secara teknis didesain stabil terhadap hambatan gelombang dan tidak terlalu goyang saat dihantam gelombang. Dapat melaju hingga kecepatan 15 Knots per jam tanpa penumpang, atau 12 Knot jika berpenumpang.
“Kapal ini ditargetkan selesai pada Akhir tahun 2020 ini, sejak pembuatan awal. Salah satu kendala yang menjadi penghambat pengerjaannya,adalah untuk pengadaan bahan baku yang harus didatangkan dari luar,” kata Ridwan.
Ridwan, sang mantan pelaut yang masih aktif menularkan ilmunya di sekolah menengah pelayaran Samarinda ini yang juga merangkap sebagai Presiden direktur pada perusahaan PT Guri Prima Galangan mengatakan, sekiranya ada pengusaha lokal yang mau berinvestasi dalam bidang perkapalan, menurutnya, bisnis ini masih sangat menjanjikan, bayangkan di tengah lesunya perekonomian sejak pandemi Covid-19.
Saat bisnis batubara lesu atau bahkan terhenti sekalipun, bisnis galangan kapal masih akan bertahan mengingat Indonesia sebagai negara maritim.
Iapun mendorong Pemkab Kukar untuk membentuk Perusahan Daerah (Perusda) Perkapalan, dengan pola pembuatan berdasarkan pesanan, ia yakin akan memberikan keuntungan sebagai sumber untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kutai Kartanegara secara khusus dan provinsi Kalimantan Timur secara umum di masa yang akan datang, katanya.
Ridwan berharap Pak Bupati, Pak Gubernur, Pak menteri Perindag atau bahkan Pak Presiden saat peluncuran kelak bisa hadir disini menyaksikan dan mensupport kami dalam berkarya karena ini kebanggaan kita bersama sebagai anak bangsa. Ia juga penuh harap agar ke depan adanya suatu tempat pelatihan gratis yang disediakan di kaltim oleh pemerintah khususnya untuk teknik pembuatan perkapalan,seperti teknik Las,mesin dan lain lain agar pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja, Supaya setiap lulusan bisa langsung di pekerjakan pada perusahaan tersebut sehingga dapat mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan. (TIM-PKP DISKOMINFO KUKAR)