Badai di Muara Banjar Telan Kapal Klotok Batubara, Delapan Awak Belum Belum Ditemukan

Proses pencarian oleh warga setempat. (Doc. Hendra Rudianto Saputro)

ANGGANA – Suasana duka menyelimuti keluarga dan rekan kerja para awak kapal yang hilang di perairan Muara Banjar, Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara (Kukar). Kapal Klotok bermuatan batubara itu diduga hilang setelah diterjang badai hebat pada Minggu (26/10/25). Hingga kini, delapan orang yang berada di kapal belum ditemukan.

Menurut keterangan Hendra Rudianto Saputro, salah satu kerabat korban, kejadian bermula saat dua kapal selesai memuat batubara sekitar pukul 12 malam dan berangkat dari Muara Pantuan. Sekitar pukul 3.30 dini hari, cuaca laut tiba-tiba berubah ekstrem. Ombak tinggi disertai angin kencang menghantam kapal hingga membuat para kru kewalahan.

Bacaan Lainnya

“Waktu itu badainya besar, ombak tinggi, hujan, angin kencang. Dua kapal jalan Bersamaan, jaraknya juga tidak jauh. Sekitar jam 5 pagi, satu kapal sudah sibuk menyelamatkan diri, sementara kapal satunya hilang kontak,” ungkapnya kepada mediaetam.com, Selasa (28/10/25).

Sempat ada pesan suara terakhir dari juragan kapal yang kini dinyatakan hilang. “Pesannya cuma bilang, ‘Kamu aja duluan, saya kesulitan menghadapi gelombang ini.’ Setelah itu, nggak ada kabar lagi,” tuturnya.

Kapal terakhir kali terdeteksi pada koordinat sekitar Muara Banjar pukul 6 pagi. Di atas kapal itu terdapat delapan orang, termasuk juragan bernama Adi dan beberapa kru yang diketahui berasal dari wilayah Sanga-Sanga dan lainnya. Mereka bertugas mengangkut sisa batubara dari lokasi loading menuju penumpukan di area pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga.

“Biasanya sebelum berangkat mereka share lokasi ke saya. Terakhir live sharelok jam 6 pagi itu, dan setelah itu hilang. Kita langsung lakukan pencarian,” jelas Hendra.

Pencarian Masih Nihil

Sejak Minggu sore, Basarnas Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bersama warga dan kapal-kapal nelayan setempat terus menyisir area perairan sekitar Muara Banjar hingga ke arah Sepatin dan Lamaru. Namun hingga Selasa siang, belum ada tanda-tanda keberadaan kapal maupun awaknya.

“Belum ada tanda apa-apa, jadi kita belum bisa pastikan tenggelam. Tapi kondisi waktu itu memang badai parah,” katanya.

Menurut informasi di lapangan, gelombang tinggi dan hujan lebat masih terjadi di sekitar lokasi, sehingga pencarian dilakukan dengan hati-hati. Warga pesisir setempat juga ikut membantu dengan menggunakan kapal kecil dan klotok.

“Daerah pantauan sudah disisir semua. Mudah-mudahan segera ada kabar baik,” ucap Hendra penuh harap.

Hingga berita ini diturunkan, delapan awak kapal tersebut masih dinyatakan hilang bersama kapalnya di perairan Muara Banjar. Tim gabungan terus berupaya mencari, sementara keluarga korban berharap ada keajaiban di tengah cuaca yang masih belum bersahabat.

Penulis: Nur Fadillah Indah/mediaetam.com

Bagikan:

Pos terkait