Sering kita dengarkan para artis yang mencari puncak dunia di Jakarta, mendambakan tinggal di Purwakarta, Salatiga, ataupun Ubud pada masa tuanya, untuk menghabiskan masa pensiun. Nah, untuk warga Kaltim yang mendambakan masa tua serupa, tak perlu jauh-jauh ke Pulau Jawa dan Bali. Karena di Bumi Etam, juga ada tempat-tempat yang nyaman untuk pensiun.
Sudah menjadi hal yang normal, jika tempat-tempat yang menjanjikan uang besar akan diburu oleh banyak orang. Umumnya adalah wilayah perkotaan yang memberikan peluang pekerjaan besar. Ataupun daerah terpencil tempat tambang besar berada.
Mau perkotaan ataupun wilayah terpencil, tempat berkumpulnya uang memiliki ciri khas yang sama; penuh persaingan, harus sat-set, dan hiruk pikuk. Tuntutan hidup cepat dan kuat ini membuat industri pariwisata tumbuh pesat. Karena permintaan terhadap tempat liburan semakin tinggi. Para pemburu rupiah sangat rentan terhadap stress dan penat. Sehingga berlibur di akhir pekan adalah cara praktis untuk membuat hidup mereka tetap waras.
Merencanakan Pensiun
Fenomena di atas memiliki efek kupu-kupu; di mana manusia-manusia sibuk di era modern ini, mulai mendambakan tinggal di tempat lain untuk menghabiskan masa pensiunnya. Setelah memiliki rumah, mobil, dan pendapatan tinggi. Dua hal lain yang mulai mereka rencanakan adalah tempat masa tua dan di mana mereka akan dimakamkan saat kematian tiba.
Tempat pensiun dambaan umumnya adalah daerah yang memiliki karakteristik berbeda dari tempat tinggal saat ini. Ataupun karena alasan khusus, seperti: saat pensiun mau bertani, hidup tenang di desa, dan pertimbangan lainnya.
Tempat Pensiun Terbaik di Kaltim
Artikel ini dibuat tidak menggunakan sudut pandang para pesohor Jakarta yang hanya mengidamkan tempat tenang untuk beristirahat di masa tua. Namun dengan berbagai pertimbangan, agar kamu memiliki referensi yang lebih luas dan sesuai dengan karaktermu.
Pensiun di Kota
Ada pepatah umum: Orang kota suka desa, orang desa memburu kota. Nah, orang-orang yang tumbuh dan besar di pedesaan. Mengalami dunia serba kekurangan. Membuat mereka memiliki traumatis tersendiri dengan suasana desa.
Ketika merantau, entah langsung bekerja atau kuliah lanjut kerja di kota. Dan mendapat kehidupan yang baik di perkotaan. Rata-rata mereka mendambakan pensiun di kota, karena menyukai kecepatan dan ‘serba ada’-nya.
Nah, kalau kamu tipe ini, maka tempat terbaik untuk pensiun adalah Kota Samarinda dan Balikpapan. Di kedua kota ini, semua yang kamu butuhkan sebagai masyarakat kota ada. Kehidupan 24 jam, tempat belanja mewah, fasilitas kesehatan dan pendidikan tinggi, kafe-kafe estetik ada di mana-mana, malas masak –ribuan warung siap kamu pesan lewat jasa online. Perbedaan mendasar dari 2 kota ini hanyalah di biaya hidup dan bandara.
Samarinda relatif lebih murah, namun bandaranya masih level nasional dengan penerbangan terbatas. Di Balikpapan biaya hidup sangat wow, tapi dekat dengan bandara internasional.
Slow Living tapi Dekat Kota
Kamu mendambakan tinggal di tempat yang slow living, tapi tak mau meninggalkan kemewahan kota. Pilihan paling pas adalah tinggal di Bontang dan Tenggarong.
Tenggarong adalah kota tua yang sebenarnya bukan kota. Tempat itu hanya kecamatan yang kebetulan adalah pusat pemerintahan Kabupaten Kukar –sekaligus bekas pendudukan Kerajaan Kutai di masa silam. Kehidupan di sana relatif santai, semi perkotaan, suasana kampungnya masih cukup kental. Namun tidak jauh dari Samarinda –hanya berjarak 45 menit saja. Ibarat kata mau nge-mal di malam Minggu, gampang lah.
Sementara Bontang adalah 1 dari 3 kota madya di Kaltim. Tapi wilayahnya yang kecil membuat perbedaan kemajuan yang sangat besar dibandingkan Samarinda dan Balikpapan. Kehidupan di Bontang masih relatif pelan, jalanan kecilnya masih meninggalkan ruang besar sehingga jarang macet. Bahkan, mobil parkir di setengah badan jalan pun adalah kebiasaan yang masih dimaklumi di sana.
Saat jenuh, bisa menghabiskan di kafe-kafe pinggir laut di Kawasan Berbas Pantai atau Lok Tuan. Mal kecil dan bioskop tersedia, tenant makanan waralaba seperti KFC, McD, dan Mi Gacoan pun ada. Dan ketika lagi ingin menikmati suasana kota, cukup berkendara 3 jam untuk sampai di Samarinda. Ke depan, akan ada jalan tol Samarinda-Bontang, waktu ke kota pun akan semakin terpangkas.
Bertani Dekat Kota
Banyak orang kota yang mendambakan masa tua dengan tinggal di desa, mengisi waktu dengan bertani di pekarangan atau ladang/sawah. Tempat-tempat seperti ini di Kaltim banyak. Untuk yang tidak terlalu pelosok, kamu bisa memilih Kawasan Babulu di PPU, desa-desa di Paser, Kutai Timur, atau bahkan di Kubar atau Mahulu.
Tapi jika ingin bertani di tempat yang tidak jauh dari kota, pilihan paling masuk akalnya adalah Samboja dan Tenggarong Seberang.
Di Tenggarong Seberang saat ini, kawasannya didominasi pertambangan dan pertanian. Harga tanah masih relatif murah, tanah subur, suasana pedesaan kental, dan hanya berjarak 30 menit dari Samarinda.
Sementara Samboja, saat ini masih Kukar, kelak akan menjadi wilayah Otorita IKN (kalau jadi sih). Di kawasan yang cukup jauh dari jalan raya, suasana desanya masih kental juga. Cocok banget untuk hidup tenang sambil bertani. Kalau kangen kota, tinggal ke Balikpapan yang berjarak 30 menit.
Berinvestasi di Masa Pensiun
Apabila kamu menginginkan hidup di tempat yang relatif lamban, namun masih dekat dengan sumber uang. Pilihan pasnya adalah PPU. Wilayahnya masih cukup tradisional, namun punya prospek cerah di bidang investasi. Karena PPU berpeluang besar menjadi kawasan penyangga utama Ibu Kota Nusantara, kelak.
Nah, jika kamu berencana mendirikan usaha di masa tua, ada baiknya mulai membeli tanah di PPU dari sekarang. Karena makin hari, makin mahal, Cuy.
Menyepi di Serpihan Surga
Jika kamu mendambakan tinggal di tempat yang jauuuuh dari kepenatan khas kota. Menghirup udara segar, mandi kabut di pagi hari, menghirup aroma laut, dan sesekali mandi atau memancing di laut biru. Pilihan patennya, tak lain tak bukan adalah Pesisir Berau.
Kamu bisa memilih Kawasan Biduk-Biduk, atau Kawasan Derawan. Di sana, hidupmu akan sangat lamban, tidak terpengaruh –atau bahkan akan menjadi bodo amat dengan distraksi perkotaan dan riuh perpolitikan. Sehari-hari sibuk menikmati laut dan ikan segar. Akh!
Tapi di antara 2 kawasan itu, yang paling pas untuk mendirikan rumah masa tua adalah Kawasan Biduk-Biduk. Karena meski sedang berkembang sebagai kawasan wisata, namun kehidupan pedesaannya masih sangat kental.
Uang Adalah Segalanya
Rekomendasi-rekomendasi ini, hanya diperuntukkan untuk kamu yang punya kemampuan finansial memadai. Karena konsep menghabiskan masa tua adalah menjalani hari-hari tenang tanpa perlu bekerja. Kegiatan seperti bertani dan memancing hanyalah agenda mengisi waktu luang. Bukan sebagai pekerjaan.
Jika di masa tua kamu masih membutuhkan pemasukan bulanan untuk keperluan dapur, ya sebaiknya realistis saja … tetap tinggal di mana uang ada di mana-mana. Hehe. (has)