Tenggarong – Kepala Desa Lung Anai, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Lukas, terus mendorong lahirnya inovasi ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Salah satu terobosannya adalah program Desa Coklat Lung Anai, yang berhasil mengubah biji kakao menjadi produk olahan dengan nilai ekonomi tinggi.
Lukas mengungkapkan, gagasan tersebut berawal dari banyaknya petani di desanya yang menanam kakao, namun selama ini hanya menjual hasil panen dalam bentuk mentah. Ia menilai, dengan mengolah biji kakao menjadi produk siap konsumsi, masyarakat dapat meraih keuntungan lebih besar.
“Selama ini kakao dijual dalam bentuk biji kering. Dengan diolah menjadi coklat, nilai jualnya meningkat dan masyarakat bisa menikmati hasilnya langsung,” ujar Lukas,.
Melalui dukungan pemerintah desa, dibentuklah rumah produksi Coklat Lung Anai, yang kini menjadi pusat kegiatan ekonomi warga. Di tempat ini, masyarakat mengolah biji kakao menjadi berbagai varian coklat seperti susu, keju, hingga coklat hitam.
Lukas menuturkan, produk tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat dan telah menembus pasar modern di sejumlah lokasi strategis seperti Unikarta Mart Tenggarong, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, hingga kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pemasaran sudah meluas. Kami juga terus memperbaiki kemasan dan menjaga kualitas agar produk Coklat Lung Anai semakin dikenal luas,” jelasnya.
Menurut Lukas, program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi para ibu rumah tangga yang turut berperan dalam proses produksi.
“Harapan kami, Coklat Lung Anai dapat terus berkembang dan menjadi ikon kebanggaan Desa Lung Anai dalam menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat,” ucap Lukas.








