Ikut Baksos dengan Polisi, Jenderal Lapangan Aliansi Mahakam Beri Klarifikasi: Bukan Kemunduran, Ini Komitmen Kami untuk Aksi Damai

TAMPIL MESRA: Jenlap Aliansi Mahakam tampil di samping Kapolresta Samarinda dalam bakti sosial di Samarinda, Kamis. (KP/Sketsa)

Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa Kalimantan Timur Menggugat (Mahakam) Renaldi Saputra menegaskan bahwa kehadirannya pada agenda bakti sosial Polresta Samarinda bukanlah bentuk kemunduran. Namun komitmen aliansi terhadap upaya aksi damai.

Hampir 2 pekan usai Aksi Akbar 1 September Samarinda, gelombang demonstrasi di Kaltim tampak menguap di udara. Sesuatu yang sebenarnya terjadi juga di semua daerah. Pasalnya pergerakan di Jakarta juga sedang melandai akibat propraganda provokasi yang sampai menyeret institusi TNI.

Bacaan Lainnya

Di Jakarta, kelompok sipil sedang dalam fase wait and see terhadap janji-janji yang dilontarkan eksekutif dan legislatif. Sembari meminta pembebasan untuk demonstran yang dikurung polisi, sekaligus menunggu sanksi tegas terhadap aparat yang melalukan tindak kekerasan saat demonstrasi terjadi.

Kondisi di Samarinda tak jauh berbeda, Aliansi Mahakam masih merapatkan barisan. Mereka juga menuntut pembebasan 4 mahasiswa FKIP Unmul yang dipenjara karena diduga merakit bom molotov.

Aliansi Mahakam Mesra dengan Polisi?

Namun di tengah masa-masa menunggu itu, muncul ‘keriuhan’ dari Aliansi Mahakam. Bukan aksi demonstrasi, namun karena keterlibatan Renaldi Saputra di acara bakti sosial Polresta Samarinda, di GOR Kadrie Oening Samarinda, Kamis 11 September 2025.

Kehadiran dan ucapan terima kasih kepada polisi dari Renaldi dianggap melukai semangat perjuangan mahasiswa dan masyarakat sipil. Bukan cuma anggota gerakan, masyarakat umum yang tempo hari menjadi pendukung aliansi, secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaan di media sosial.

Di internal Aliansi Mahakam lebih heboh lagi. Mereka bahkan langsung menggelar konsolidasi –yang agenda utamanya adalah ‘menyidang’ Renaldi di Taman Unmul, beberapa jam setelah aksi bakti sosial.

Para pemimpin lembaga yang tergabung dalam aliansi, maupun mahasiswa yang tidak terikat pada lembaga manapun. Menantikan penjelasan dari Renaldi.

Klarifikasi Sang Jenlap

Renaldi menjelaskan bahwa sehari sebelum bakti sosial, ia sudah menggelar pertemuan dengan para ketua lembaga yang berinduk di Aliansi Mahakam. Itu kenapa dalam pernyataannya ketika baksos, ia berani mengklaim mewakili Aliansi Mahakam.

Meski begitu, ia tetap meminta maaf pada anggota aliansi serta menunjukkan komitmen pada jabatannya di Aliansi Mahakam.

Bukan Kemunduran Aliansi

Berdasarkan laporan Sketsa Unmul, sang Jenlap juga mengklaim bahwa kehadirannya di bakti sosial bukanlah bentuk kemunduran, tapi merupakan sebuah komitmen dalam upaya aksi yang damai. Bukan demonstrasi dengan kegiatan perusakan dan kekerasan.

“Sesuai dengan rilis yang kami buat itu tidak untuk melegitimasi terkait pengerdilan atau kemudian kemunduran dari pada gerakan kita hari ini, itu adalah bentuk komitmen kita bahwa gerakan di Kalimantan Timur khususnya Samarinda itu adalah aksi yang damai.”

“Satu yang tadi kami tegaskan aliansi akan tetap turun ke jalan atau kembali melakukan gerakan-gerakan yang benar-benar mewakili masyarakat Samarinda atau Kalimantan Timur. Untuk salah satu tindakan yang kami lakukan menyimpul kembali kelompok-kelompok, kawan-kawan yang mulai renggang.”

“Untuk hasil konsol malam ini kita sepakat bahwa perangkat aksi tetap. Kemudian akan ditambah beberapa perangkat aksi yang kurang berdasarkan evaluasi kemarin. Untuk pergerakan ke depan, jelas kita bakal membangun simpul-simpul untuk kemudian membangun agitasi ke mahasiswa dan masyarakat, dan melakukan rencana tindak lanjut terkait ke depan mau aksi di mana dan aksinya seperti apa?” simpulnya.

Ujung dari kontroversi yang terjadi, Renaldi tetap berdiri sebagai jenderal lapangan Aliansi Mahakam. (gis)

Bagikan:

Pos terkait