Tenggarong – Aktivitas pertanian di Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Meski begitu, sektor perkebunan masih aktif dan menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat.
Kepala Desa Loa Ulung, Hermi Kuaria, mengungkapkan bahwa sekitar 30 hingga 40 persen wilayah desa saat ini masih dimanfaatkan warga untuk berkebun. Komoditas yang dibudidayakan antara lain cabai, tomat, dan jagung.
“Kalau untuk pertanian padi, tidak ada di Desa Loa Ulung. Lahan pertanian lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman hortikultura dan perkebunan,” ujar Hermi, belum lama ini.
Di tengah turunnya sektor pertanian, sektor perikanan justru menunjukkan pertumbuhan signifikan dan kini menjadi tulang punggung ekonomi desa, khususnya budidaya keramba di Sungai Mahakam.
“Sekitar 60 sampai 70 persen masyarakat sekarang bergantung pada perikanan keramba. Ini yang paling dominan saat ini,” jelasnya.
Menurut Hermi, berkembangnya sektor perikanan ini tidak lepas dari permintaan pasar yang terus meningkat serta kondisi lingkungan perairan yang mendukung. Pemerintah desa juga aktif mendorong penguatan kelembagaan masyarakat melalui koperasi dan pelatihan untuk memperkuat sektor ini.
Sementara itu, hanya sekitar 10 persen warga yang bekerja di sektor di luar pertanian dan perikanan, seperti jasa dan perdagangan kecil. Mayoritas dari mereka bekerja di luar desa karena keterbatasan lapangan kerja di wilayah setempat.
“Desa Loa Ulung memang tidak memiliki perusahaan besar. Hanya ada beberapa galangan kapal, tapi jumlahnya sedikit dan tidak menyerap banyak tenaga kerja lokal,” tutur Hermi.
Melihat kondisi ini, Hermi menyebut sektor perikanan dan perkebunan kini menjadi fondasi utama perekonomian desa. Pemerintah desa pun berkomitmen terus memperkuat kedua sektor tersebut dengan membangun infrastruktur serta mendukung pemberdayaan masyarakat.
“Ke depan, kami ingin warga bisa bertahan dan berkembang lewat usaha yang berbasis potensi lokal. Karena itulah, kami bangun jalan, koperasi, dan pelatihan, agar ekonomi masyarakat semakin mandiri,” pungkas Hermi.