TENGGARONG – Prosesi perebahan Tiang Ayu yang menjadi tanda berakhirnya Erau Adat Kutai Kartanegara 2025 digelar secara khidmat di Keraton Ing Martadipura, Tenggarong, Senin (29/9/2025) pukul 09.00 Wita.
Prosesi sakral ini dipimpin langsung oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura bersama para kerabat kesultanan.
Pangeran Hery Notonegoro menjelaskan, penurunan Tiang Ayu merupakan puncak rangkaian adat yang diwariskan turun-temurun.
“Tadi Sultan sangat bergembira karena prosesi ini bisa terlaksana dengan baik. Tiang Ayu yang direbahkan menandai berakhirnya Erau Adat, dan setelah itu tidak digunakan lagi dodot,” ujarnya.
Erau Adalah Simbol Kebersamaan
Ia menambahkan, perebahan tiang dilakukan bersama kerabat, tokoh masyarakat, pejabat daerah hingga pejabat pusat. Hal ini menjadi simbol sinergi antara kesultanan dan pemerintah daerah. Usai prosesi, kegiatan dilanjutkan dengan ziarah ke makam para raja dan sultan, termasuk Sultan Aji Muhammad Muslihuddin yang dikenal sebagai pendiri Kota Tenggarong. Tahun ini, Tenggarong genap berusia 243 tahun.
Dengan mengusung tema “Kota Raja, Masa Depan Peradaban Nusantara”, perayaan Erau 2025 juga dimaknai sebagai semangat kebersamaan menghadapi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sebagian besar berada di wilayah Kukar.
“Ini menjadi spirit bersama. Kita ingin menjadikan Tenggarong sebagai kota budaya yang penuh peradaban, tanpa menghilangkan nilai-nilai adat. Adat harus berpadu dengan ilmu, karena inilah kekuatan di era industri 4.0,” pungkas Pangeran Hery. (gis)
Penulis: Nur Fadillah Indah/ mediaetam.com