Borneo FC Catat Start Sempurna, Sudah Layak kah Lefundes Mendapat Tepuk Tangan?

Ilustrasi: Fabio Lefundes belum mendapatkan sambutan hangat dari pendukung Borneo FC hingga saat ini. (IST)

Di 2 pekan awal Super League 2025/26, Borneo FC memang belum menunjukkan penampilan terbaiknya di lapangan. Namun secara angka, mereka raih hasil sempurna. Pria yang paling bertanggung jawab atas hasil ini adalah Fabio Lefundes. Dia belum mendapat sambutan hangat sejak menukangi Pesut Etam. Kini, sudah layak kah dia mendapatkan tepuk tangan itu?

Oleh: Ahmad A. Arifin (Dang Tebe) – Pengamat Borneo FC

Bacaan Lainnya

Nama Pieter Huistra masih sangat terpatri di benak seluruh pendukung Borneo FC. Pelatih asal Belanda telah membuktikan kapasitasnya, untuk membawa Pesut Etam meraih posisi tertinggi sepanjang sejarah klub. Serta berhasil mewujudkan filosofi klub; Manyala, lewat permainan khas Huistra yang dikenal dengan Borneo Style.

Permainan atraktif, aliran bola dari kaki ke kaki, mendominasi, penuh determinasi, adalah tontonan yang selalu disuguhkan Borneo FC di bawah kendali Pieter Huistra. Tapi setelah melewati musim emas 2023/24, di musim berikutnya, Huistra bekerja dengan skuad yang berbeda. Ia tak cukup cepat mengusir mendung hitam di langit Stadion Segiri, hingga manajemen memutuskan untuk memberhentikannya di pertengahan musim lalu.

Fans yang walau tidak puas dengan kinerja Huistra kala itu, tetap merasakan kekecewaan atas pemutusan hubungan kerja pria Belanda. Maka ketika Joaquin Gomez ditunjuk sebagai juru taktik baru, mereka tak memberi sambutan hangat. Permainan buruk di awal periodenya semakin membuatnya tak mendapat tempat di hati pendukung klub Samarinda.

Namun setelah melewati beberapa laga dan tekanan dari berbagai arah. Perlahan Joaquin menemukan ritmenya. Pasukan Samarinda mulai stabil dan kembali menakutkan. Dari papan bawah, perlahan menjadi pesaing 4 besar di akhir kompetisi. Sayangnya Joaquin lambat panas. Sehingga ia gagal  memenuhi target finis di 4 besar. Membuatnya harus meninggalkan klub dengan pelukan haru dari staf klub dan awak media di sesi konferensi pers terakhirnya. Juga meninggalkan pendukung Borneo FC yang sudah menerima, bahkan mencintainya.

Fabio Lefundes Datang di Waktu yang Kurang Tepat

Di tengah kesedihan pendukung atas kepergian Joaquin, klub mengumumkan kedatangan Fabio Lefundes. Pelatih yang tak mampu berbuat banyak ketika membesut Madura United dan Persita. Di klub terakhir, prestasi terbaiknya adalah menyelamatkan klub Tangerang dari jerat degradasi di akhir musim.

Framing ‘pelatih keras kepala dan tempramental’ membersamainya ketika memasuki gerbang kepelatihan di Borneo FC.

Ketidakrelaan atas kepergian Huistra dan Joaquin, dan kedatangan Lefundes dengan track record yang kurang meyakinkan. Adalah kombinasi dahsyat, yang membuat pria Brasil mau tidak mau menerima sambutan hambar dari para penggemar di awal kedatangannya.

Kedalaman Skuad Tipis, Pra-Musim Tak Maksimal

Lefundes bukan tak tahu dia tak disambut. Tapi layar sudah terkembang, kapal harus terus berlayar. Mengabaikan keraguan yang menyerbunya di media sosial, Lefundes fokus menyiapkan timnya di pra-musim.

Kondisinya semakin terlihat kurang ideal karena di waktu yang bersamaan, Pesut Etam sedang melakukan project restart. Pilar utama dari skuad emas 2024 menyisakan 4 nama saja. Yakni Nadeo, Fajar, Hirose, dan Sihran. Selebihnya hengkang dengan berbagai alasan.

Sementara pilar musim lalu yang masih tersedia adalah Peralta dan Christope. Selebihnya adalah pemain lapis dari musim lalu, pemain asing baru yang semuanya adalah debutan Liga Indonesia, serta banyak pemain muda yang belum memiliki jam terbang.

Di satu waktu, Lefundes pernah berkelakar, menertawakan nasibnya. “Dulu di Madura saya menangani tim yang kata orang ketuaan. Sekarang saya memimpin tim yang kata orang kemudaan.”

Di atas kertas, kedalaman skuad Borneo FC musim ini sangat tipis. Hal ini masih diperparah dengan keterlambatan beberapa pemain asing di sesi pra-musim. Yang membuat persiapan pra kompetisi tidak maksimal.

Di laga uji coba terakhir, Lefundes bahkan baru memiliki 5 pemain yang sudah dia tetapkan sebagai calon pemain reguler. Sisanya ia tentukan di satu minggu terakhir sebelum laga perdana.

Ketidakharmonisan permainan di laga perdana kontra Bhayangkara menjadi gambaran jelas. Bahwa tim ini belum siap menghadapi kompetisi.

Catat Start Sempurna, Samai Pieter Huistra

Berbeda dengan laga perdana, penampilan Pesut Etam di laga kedua kemarin menuai banyak peningkatan. Setidaknya pemain sudah terlihat memiliki chemistry. Serta kreativitas yang meningkat pesat. Walaupun gagal membuat gol dari skema open play, dari banyaknya peluang yang mereka dapat. Satu gol dari titik putih yang dieksekusi Peralta sudah cukup mengantarkan Pasukan Samarinda meraih start sempurna di 2 pekan awal.

Dalam 5 musim terakhir, Borneo FC hanya 2 kali mencatatkan 6 poin dari 2 laga awalnya, yakni musim lalu dan saat ini. Rinciannya adalah sebagai berikut:

2025/26: 6 poin, 2-0

2024/25: 6 poin, 5-1

2023/24: 4 poin, 4-2

2022/23: 3 poin. 4-3

2021/22: 3 poin. 3-2

Raihan ini semakin istimewa, karena persaingan di Super League sangat ketat. Hanya Persija dan Borneo yang mampu meraih poin penuh sekaligus belum kebobolan.

Namun dengan baru mencetak 2 gol, Borneo FC jelas membutuhkan peningkatan di sektor serang.

Lefundes Layak Dapat Tepuk Tangan?

Memang masih terlalu dini untuk menilai kinerja Lefundes. Namun dengan start sempurna di 2 pekan awal. Serta laga mendatang yang dimainkan di Segiri. Apakah Lefundes sudah selayaknya mendapatkan tepuk tangan sebagai bentuk sambutan hangat? (has)

Bagikan:

Pos terkait