IPM Berau Tahun 2022 Meningkat, Tertinggi ke-4 di Kaltim

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Berau sentuh angka 75,74 poin. [ Sumber : BPS Kaltim / Mediaetam.com]
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Berau sentuh angka 75,74 poin. [ Sumber : BPS Kaltim / Mediaetam.com]

Mediaetam.com, Berau – Indeks pembangunan manusia (IPM) di Kabupaten Berau meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut membuat Bumi Batiwakkal memiliki capaian IPM tertinggi ke-4 di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Berdasarkan data Berita Resmi Statistik (BRS) Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim per 1 Desember 2022, capaian IPM Berau menyentuh angka 75,74 poin. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,54 poin jika dibandingkan dengan tahun 2021 yakni 75,20 poin.

Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Berau Lita Januarti Hakim mengatakan bahwa Berau meraih IPM berdasarkan penilaian pada tiga indikator, yakni dimensi umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), dimensi pengetahuan (knowledge), dan dimensi standar hidup layak (decent standard of living).

“Jadi, bisa dibilang indikator IPM itu diukur dari rata-rata indeks kesehatan, pendidikan, dan kehidupan layak pada tingkat kabupaten / kota,” tuturnya, saat ditemui oleh Tim Mediaetam di Kantor BPS Berau, Jalan Mangga II, Tanjung Redeb, pada Kamis (12/1/2023).

Lita menerangkan bahwa dimensi umur panjang dan hidup sehat digambarkan melalui variabel Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir atau jumlah tahun yang diharapkan dapat tercapai oleh bayi yang baru lahir dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.

Sedangkan, dimensi pengetahuan diukur melalui variabel Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). HLS didefinisikan sebagai tahun sekolah formal yang diharapkan dapat dirasakan oleh anak umur 7 tahun di masa mendatang. Sedangkan, RLS didefinisikan sebagai rata-rata tahun penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalankan pendidikan formal.

Kemudian, lanjut Lita, untuk standar hidup layak digambarkan oleh pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. Nilainya ditentukan dari pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity). Pada paritas daya beli dihitung menurut harga-harga yang berlaku di daerah lainnya.

Penghitungan ketiga indikator ini dilakukan dengan standardisasi nilai minimum dan maksimum oleh masing-masing komponen. Sehingga, dapat diperoleh satu angka indeks, yaitu IPM, yang dapat memberikan gambaran umum mengenai capaian pembangunan manusia dengan mempertimbangkan capaian kinerja setiap komponen.

“Di Berau, nilai UHH mencapai 72,32 tahun, nilai HLS mencapai 13,35 tahun, nilai RLS mencapai 9,54 tahun, dan pengeluaran per kapita mencapai Rp 13.095.000,” terangnya.

Dari akumulasi variabel-variabel tersebut pertumbuhan IPM Kabupaten Berau mencapai 0,72 persen dengan nilai IPM mencapai 75,74 poin di tahun 2022. Dengan demikian, Kabupaten Berau berada pada posisi keempat setelah Samarinda (posisi pertama), Balikpapan (posisi kedua), dan Bontang (posisi ketiga).

“Untuk capaian IPM pada tingkatan kabupaten se-Kaltim, Kabupaten Berau merupakan yang tertinggi dibanding kabupaten lainnya,” pungkasnya. (*/Christian)

Editor: Elton Wada

Bagikan:

Pos terkait