Kapten Kedua Borneo FC, Nadeo Argawinata memiliki kesadaran bahwa catatan 8 win streak di awal musim Super League 2025/26 yang diraih Borneo FC. Merupakan rekor yang terlalu panjang (sebelumnya hanya 3 win streak di awal musim). Di satu sisi, capaian itu adalah kebanggaan. Namun di sisi lain, itu menempatkan Pesut Etam ke situasi yang rumit, karena semua tim kini sedang berlomba-lomba memutus rekor tersebut. Dewa United yang besok akan bertandang ke Segiri, adalah tim dengan skuad mewah dengan motivasi serupa.
Sejak Borneo FC memecahkan rekor kemenangan terpanjang pada awal musim sepanjang sejarah kompetisi sepak bola profesional Indonesia (sejak 2016) saat mengalahkan PSIM di pekan keempat lalu. Publik sepak bola Tanah Air mulai memelototi sepak terjang Pesut Etam.
Setiap pekannya sedari pekan kelima Super League, muncul banyak harapan agar Pasukan Samarinda alami kekalahan perdananya, atau minimal mengalami hasil seri. Tapi Peralta dkk menjawabnya dengan rentetan kemenangan kontra Persis, Persija, Persik, dan teranyar Arema FC.
Sadari Posisi, Persiapkan Diri
Merespons situasi ini, Borneo FC tampak tak terlalu risau. Terlihat dari suasana latihan yang tetap santai tapi serius. Para pemain pada beberapa sesi, terlihat penuh tawa. Mengindikasikan bahwa di balik besarnya ancaman yang entah kapan hadir, mereka masih menjalani hari-hari yang normal.
Hal ini pun dikonfirmasi langsung oleh Nadeo Argawinata usai latihan kemarin sore di Stadion Segiri. Ia paham situasinya, tekanan untuk timnya semakin tinggi seiring rekor kemenangan yang makin panjang. Setiap laga adalah tantangan besar berbeda. Namun itu bukanlah kejadian luar biasa, semua tim pada kondisi serupa pasti akan mengalaminya.
“Kita akan memasuki laga kesembilan, bermain di kandang menghadapi Dewa United. Yang pasti, setiap tim yang akan bertemu dengan Borneo pasti berfokus untuk bagaimana caranya menghentikan (rekor) kemenangan Borneo. Tapi itu normal di sepak bola, di mana pun,” ujarnya.
Ketimbang mencemaskan ancaman yang dihadirkan tim-tim lawan setiap pekannya. Nadeo bilang kalau timnya memilih untuk terus menyiapkan diri sebaik mungkin.
“Saya kira, sejak awal musim kami fokus pada tim sendiri. Bagaimana bermain bola yang baik dengan hasil yang baik pula.”
“Jadi sejak mulai liga, kami tidak merasakan tekanan apapun. Kami bermain nothing to lose, pemain fokus mengikuti intruksi tim pelatih dan apa yang diharapkan manajemen –yaitu meraih kemenangan demi kemenangan. Jadi fokus kami hanya itu saja,” tegasnya.
Tak Perlu Antisipasi Fano dan Egy
Di pihak lawan, ada beberapa pemain yang sudah dikenal Nadeo, baik personal maupun cara bermainnya. Misalnya Privat Mbarga, Wahyu Pras, Rafael Struick, Stefano Lilipaly, hingga Egy Maulana. Pemain-pemain utama lain pun merupakan nama beken di sepak bola Tanah Air.
Ketika ditanya apakah ini merupakan keuntungan tersendiri baginya, Nadeo berkilah. Menurutnya, ia dan Borneo FC tak hanya mengantisipasi beberapa pemain kunci saja, melainkan keseluruhannyya.
“Pada dasarnya mereka semua pemain bagus ya, ada pemain tim nasional juga. Bagaimanapun juga kami harus mewaspadai mereka semua. Jadi fokus kami bukan ke satu dua pemain, namun satu tim. Siapapun yang kami lawan,” pungkas pelantun Cidera Serius itu. (has)








