LEBIH DARI SEKADAR MENANG! Borneo FC berhasil menundukkan 9 pemain Arema FC dengan skor 3-1. Hasil ini bukan sekadar mengamankan posisi puncak klasemen dengan selisih 7 poin. Tapi sekaligus buka puasa kemenangan di Stadion Kanjuruhan usai 111 bulan lamanya. Dan tentu, jangan lupakan tentang rekor 8 kemenangan beruntun di Liga Indonesia, 5 kemenangan lebih panjang dari rekor sebelumnya.
Pertandingan baru dimulai, kedua tim langsung saling pamer ancaman. Tuan rumah dapat kesempatan unggul duluan, tapi Peralta yang akhirnya membawa keunggulan cepat di menit ke-3.
Gol itu menyengat Arema FC. Tak ada pilihan lain selain terus menyerang. Sebuah situasi yang ditunggu oleh Pesut Etam, karena terdapat banyak celah di pertahanan lawannya.
Sepanjang babak pertama, kedua tim tak ada yang mau memberi napas. Selagi bisa menyerang, mereka gas-kan. Berakhir dengan skor 1-0 untuk keunggulan tim tamu.
Di babak kedua, pemain pengganti Douglas Coutinho menambah penderitaan Singo Edan pada menit ke-78. Sekilas sudah jadi gol yang membunuh pertandingan. Tapi Sang Singa Biru bukan Singa Cupu. Dengan hanya 9 pemain pada akhir laga, mereka masih terus berlari dan berupaya mencetak angka.
Di masa-masa yang menentukan, dua pemain Arema terjatuh di kotak penalti Borneo dalam waktu berdekatan. Wasit sampai harus berlama-lama mengecek VAR untuk 2 momen itu. Keputusan dibuat, yang pertama dinyatakan bukan pelanggaran, yang kedua murni pelanggaran. Dalberto maju sebagai eksekutor, tendangannya lemah tapi mengecoh Nadeo. Skor berubah jadi 1-2.
Gol itu sempat membuat momentum berubah. Borneo makin tertekan, padahal unggul 2 pemain di lapangan. Namun sang orchestra Juan Villa memastikan kemenangan Pasukan Samarinda. Golnya di menit akhir masa tambahan waktu membuat laga berkesudahan dengan skor 1-3.
Hujan Kartu
Akibat mental kuat dari kedua tim, pertandingan pun berjalan dengan aksi saling serang. Momentum mencetak gol datang bergantian, walaupun tim tamu lebih dominan.
Di babak pertama saja, Singo Edan sudah mengoleksi 3 kartu kuning. Bukti bahwa mereka menghadirkan perlawanan yang sangat sengit.
Lalu pada babak kedua, wasit mengeluarkan 2 kartu kuning tambahan untuk pemain Arema, 3 kartu kuning untuk penggawa Borneo, 1 karu merah dari kartu kuning kedua untuk Arema, dan 1 kartu merah langsung juga untuk tuan rumah.
Total, Arema FC mengoleksi 5 kartu kuning, 1 kartu kuning kedua (merah), dan 1 kartu merah langsung. Membuat mereka harus bermain dengan 9 pemain pada 25 menit terakhir. Sedangkan Borneo FC mengoleksi 3 kartu kuning.
Akibat pertandingan yang keras, Komang Teguh harus keluar lapangan dengan mengenakan tandu. Peralta juga digantikan 3 menit setelah mendapat tekel keras dari Bayu Setiawan.
Melanjutkan Rekor Win Streak
Borneo FC kembali harus mengecewakan banyak pendukung sepak bola dari klub lain. Karena mereka, sekali lagi, mencatatkan kemenangan. Total 8 pertandingan diakhiri dengan kemenangan. Ini menjadi rekor baru di Liga Indonesia. Khususnya di era profesional (sejak 2016), rekor kemenangan beruntun di awal musim adalah 3 laga. Kini Pesut Etam mencatatkan 8, sebuah rekor baru yang teramat panjang.
Alasan kenapa banyak publik sepak bola yang tak suka dengan raihan ini adalah karena kini … Pasukan Samarinda terlalu jauh dari kejaran. Unggul 7 poin dari peringkat kedua Persija, padahal masih memiliki 1 laga simpanan (tunda vs Persib). Bukan itu saja, faktor lainnya karena sejak awal, Borneo bukan tim yang dijagokan menghuni 4 besar, apalagi memimpin klasemen terlalu lama.
Dengan skuad yang relatif seadanya, berada di urutan ke-8 dalam daftar tim termahal (versi Transfermarkt), Pesut Etam malah menggila di awal musim berkat racikan taktik Fabio Lefundes –pelatih yang bahkan sempat diremehkan oleh pendukung tim Samarinda.
Buka Puasa di Kanjuruhan
Ini adalah pertandingan keenam Borneo FC vs Arema FC di kandang utamanya; Stadion Kanjuruhan. Dari 5 pertemuan itu, Pesut Etam hanya memenangkan sekali saja, yakni di perjumpaan pertama pada 20 Agustus 2016 lalu.
Setelahnya, pertandingan berakhir dengan 3 hasil imbang dan 1 kekalahan. Dan setelah 3.355 hari, alias 110 bulan 23 hari (bulatkan aja jadi 111 bulan lah ya, biar angka cantik) –9 tahun, 2 bulan. Akhirnya kemenangan itu diraih kembali di Kanjuruhan.
Sepanjang 10 pekan Super League musim ini, Borneo sudah mematahkan 2 kutukan. Yakni Kutukan FMD, di mana sepanjang musim lalu, mereka tak pernah menang pada pertandingan yang dihelat setelah FMD. Dan kini Kutukan Kanjuruhan.
Konsistensi tim yang dimanajeri oleh Dandri Dauri benar-benar di luar nalar.
Perpaduan Taktik dan Mental
Borneo berada di puncak klasemen dengan selisih poin yang jauh, bukan karena kebetulan. Mereka memang memenuhi 2 syarat untuk berada di posisi itu.
Ya, normalnya, tim yang memimpin perburuan gelar adalah tim yang memiliki tingkat produktivitas gol baik (minimal 3 besar), dan tim dengan pertahanan paling solit (minimal 2 besar tim paling sedikit kebobolan).
Pesut Etam … memenuhi keduanya. Bubuhannya menjadi tim paling produktif sejauh ini (17 gol dari 8 laga) bersama Persija yang membuat jumlah gol yang sama dari 9 pertandingan. Serta menjadi tim paling sedikit kebobolan (4).
Lini pertahanan yang dikawal Nadeo Argawinata, kuartet bek Komang, Chris, Caxambu, dan Fajar. Juga Rivaldo di pos gelandang bertahan. Mencatatkan 4 kebobolan yang terjadi di 4 laga. Artinya Borneo tidak pernah kebobolan lebih dari 1 kali di satu pertandingan, serta mendapatkan 4 clean sheets. (has)








