Gence Ruan, Si Ikan Gabus Pedas Gurih yang Siap Jadi Warisan Budaya Kutai

Gence Ruan sedang dalam perjalanan menuju Warisan Budaya Tak Benda. (IST)

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus berupaya melestarikan kuliner khas daerah agar tak hilang ditelan zaman. Salah satu yang kini tengah disorot adalah Gence Ruan, olahan ikan gabus khas Kutai dengan cita rasa pedas gurih yang menjadi kebanggaan masyarakat pesisir Mahakam.

Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Cagar Budaya Disdikbud Kukar, M. Saidar, menyebut Gence Ruan bukan sekadar masakan, tapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Kutai. Hidangan ini kerap hadir dalam acara resmi pemerintah, jamuan tamu kehormatan, hingga kegiatan adat.

Bacaan Lainnya

“Kalau orang Kutai bilang, Gence Ruan itu ikan gabus yang dimasak dengan sambal khas daerah. Biasanya disajikan kalau ada kunjungan bupati atau tamu penting. Rasanya pedas, gurih, dan bumbunya khas banget,” ungkapnya kepada mediaetam.com, Sabtu (1/11/25).

Kuliner ini tak hanya terkenal di Tenggarong, tetapi juga di wilayah seperti Muara Kaman, Muara Muntai, dan Sebulu. Karena keunikan rasa dan proses pengolahannya, Gence Ruan berpotensi besar diajukan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB).

“Untuk jadi WBTB, tentu perlu kajian mendalam. Dari bahan utama ikan, cara masak, sampai racikan bumbunya, semua harus dikaji dengan detail,” jelasnya.

Menu Lain Siap Menyusul

Selain Gence Ruan, beberapa kuliner khas Kutai lain juga disebut punya potensi serupa, seperti roti balo, elak sapi, dan jejak cincin. Semuanya menggambarkan kekayaan cita rasa serta sejarah panjang budaya masyarakat Kutai Kartanegara.

Menurut Saidar, melestarikan kuliner tradisional bukan hanya soal menjaga resep lama, tapi juga memperkenalkan jati diri daerah kepada generasi muda dan masyarakat luar.

“Harapan kami, kuliner khas Kutai ini bisa dikenal lebih luas. Semakin banyak orang tahu, semakin kuat juga rasa bangga kita terhadap warisan leluhur,” katanya.

Disdikbud Kukar sendiri berkomitmen terus melakukan pendataan dan kajian kuliner tradisional sebagai bagian dari Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Langkah ini diharapkan bisa membawa kuliner khas Kutai mendapat pengakuan resmi sebagai warisan budaya nasional.

“Gence Ruan dan kuliner khas lainnya wajib kita angkat. Jangan sampai hilang, karena ini bagian dari identitas kita,” tegas Saidar.

Penulis: Nur Fadillah Indah/mediaetam.com

Bagikan:

Pos terkait