Retakan Dinding Flyover Air Hitam Segera Diperbaiki, Pengerjaan Makan Waktu 3 Bulan

PENGECEKAN: Petugas dari DPUPR Samarinda memeriksa kondisi dinding Flyover Air Hitam sebelum menentukan tindakan perbaikan. (Kominfo)

SAMARINDA — Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas PUPR akan segera menindaklanjuti keretakan yang muncul pada dinding Flyover Air Hitam. Berdasarkan rencana, pembongkaran dua segmen dinding dimulai Selasa (14 Oktober 2025), dan perbaikan penuh ditargetkan selesai dalam waktu sekitar tiga bulan.

Kepala UPTD Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Samarinda, Hendra Gunawan, menyampaikan bahwa tim teknis sudah menyiapkan rencana kerja sekaligus kajian penyebab keretakan.

Bacaan Lainnya

“Untuk sementara kami akan melakukan pembongkaran pada dua segmen dinding yang mengalami retakan, dengan estimasi waktu pekerjaan sekitar tiga bulan,” ujar Hendra, Senin (13/10/2025).

Hendra menegaskan struktur utama flyover masih aman dan bisa dilalui kendaraan seperti biasa. Setelah kajian struktural selesai, perbaikan dan penggantian dinding penutup akan dilakukan agar flyover kembali kokoh dan aman bagi pengguna jalan.

Sempat Hebohkan Warga

Keretakan pada flyover ini memunculkan kehebohan di kalangan masyarakat dan media sosial. Beberapa poin sorotan, seperti retakan yang muncul cukup lebar — ada yang cukup dalam hingga bisa dimasuki tangan orang dewasa — memicu kekhawatiran warga bahwa kondisi itu bisa membahayakan keselamatan publik.

Warga dan pengguna jalan mendesak agar Pemkot segera melakukan investigasi dan perbaikan, khususnya karena flyover ini merupakan salah satu infrastruktur penting di pusat kota.

DPRD Samarinda juga angkat suara, meminta agar Pemerintah Kota menyelidiki penyebab retak dan memastikan aspek keselamatan publik menjadi prioritas.

Sejarah Flyover & Tekanan Waktu Perbaikan

Flyover Air Hitam (simpang Juanda – Air Hitam) diresmikan pada 22 Juli 2016 sebagai salah satu proyek solusi lalu lintas kota Samarinda. Infrastruktur ini diharapkan membantu mengurai kemacetan di kawasan pusat kota. Namun, hampir satu dekade kemudian, flyover yang dulu dianggap simbol modernitas itu kini menghadapi tantangan serius berupa keretakan dan kurangnya pemeliharaan intensif.

Dengan estimasi waktu sekitar tiga bulan untuk pekerjaan, Dinas PUPR Samarinda diharapkan dapat memperbaiki keretakan tepat waktu. Namun tantangan tetap ada: proses pembongkaran dan rekonstruksi harus mempertimbangkan aktivitas lalu lintas sehari-hari, kondisi cuaca, serta sumber daya teknis.

Pemkot Samarinda menyebut bahwa langkah perbaikan ini merupakan komitmen menjaga keamanan, kenyamanan, dan keberlanjutan infrastruktur kota agar kembali berfungsi optimal bagi warga. (gis)

Bagikan:

Pos terkait