Mediaetam.com, Kukar – Muhammad Yusuf mendapati dinding rumahnya retak. Padahal, ketika membangun rumah ini, keluarganya mengidamkan hunian yang nyaman. Namun, keretakan ini membuat Yusuf sekeluarga was-was.
Mereka menduga keretakan ini akibat aktivitas tambang ilegal tak jauh dari rumah mereka. Getaran alat berat dan aktivitas pertambangan, membuat rumahnya kena imbas. Apalagi, aktivitas alat berat, tak malu-malu lewat di jalan umum. Maka dari itu, yang dampak tak hanya mengenai Yusuf. Tetangga Yusuf yang tinggal di RT 01 Desa Teluk Dalam, Tenggarong Seberang juga turut merasakannya.
“Rumah saya itu bahkan sampai retak, akibat aktivitas pertambangan ini. Bahkan ada warga yang mengalami sesak nafas akibat asap dari tumpukan batu bara yang berada tak jauh dari rumahnya,” jelas Yusuf. Jumat, (15/9).
Bahkan, selama aktivitas pertambangan ilegal ini berlangsung tidak adanya perhatian dari pemerintah desa yang seakan membiarkan saja aktivitas ini berlangsung.
“Warga pernah melaporkan ke kepala desa tapi tidak digubris oleh pemerintah desa,” sebutnya.
Jengah dengan kondisi ini, puluhan warga dari Kecamatan Tenggarong Seberang pun menggelar aksi demo di lokasi pertambangan ilegal Desa Teluk Dalam pada Jumat (15/9). Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kutai Kartanegara (Kukar) dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim, juga turut bersolidaritas. Mereka turut menolak pertambangan ilegal tersebut. Kali ini warga membentangkan spanduk bertuliskan tolak aktivitas tambang batu bara.
Kawal Sampai Dapat Respons dari yang Berwenang
Sementara itu, Koordinator Lapangan SEMMI Kukar, Suardi menjelaskan bahwa penolakan terhadap aktivitas tambang ilegal ini sebelumnya sudah disampaikan kepada pemerintah desa. Namun memang tidak ada respons.
“Jika perlu ke Polres, Pemerintah Daerah, hingga ke Polda Kaltim. Di dalam area pertambangan bisa kita lihat ada dua unit alat pengeruk atau excavator serta bekas-bekas kerukan batu bara, ini sebagai bukti jelasnya,” paparnya.
Dinamisator Jatam Kaltim, Mareta Sari mengatakan, pihaknya akan mengawal upaya para warga ini. Jatam turut mengawal laporan warga kepada pihak berwenang. Pihaknya pun akan menunggu bagaimana respons dari pihak berwenang nantinya.
“Kita akan terus mengawal dan mungkin akan ada desakan lebih besar lagi nantinya. Bisa saja nanti ada aksi ke Polres Kukar atau yang lebih tinggi lagi, bahkan sampai Bareskrim Polri,” tutupnya.(Indah Hardiyanti)
Baca Juga: Polres Kukar Ungkap Kasus Tambang Ilegal di Loa Kulu








