Mediaetam.com, Kukar – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kabupaten Kukar, kemiskinan ekstrem di Kukar pada 2022 mencapai 1,45 persen. Plt Kepala Bappeda Kukar, Syarifah Vanessa Vilna menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai 0 persen pada 2024. Sebagai informasi, pada 2021 garis kemiskinan ekstrem tersebut secara nasional ditetapkan sebesar Rp.505.469,00/kapita/bulan.
Saat ini pihaknya, sudah menyediakan aplikasi Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK). Sudah ada 78 perusahaan yang mendaftarkan akun, serta ada 26 perusahaan yang akan turut bermitra terkait dengan pembiayaan pada program penanggulangan kemiskinan pada aplikasi RBPK.
Kemudian, tahapan selanjutnya adalah pembiayaan untuk RBPK tidak hanya dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tapi juga dari usulan pemerintah dan juga dari alokasi dana desa.
BacaJuga
“Sampai akhir Januari kita akan melakukan verifikasi di lapangan, setelah kita temukan data calon penerima sasaran manfaat yang valid. Maka pada saat forum konsultasi publik awal Februari kita akan lakukan kesepakatan untuk launching pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kukar melalui aplikasi RBPK,” ungkap Plt Kepala Bappeda Kukar, Syarifah Vanessa Vilna. Selasa,(24/1/2023).
Dia mengatakan, angka kemiskinan ekstrem dari 2021 ke 2022 itu turun dari 1,52 menjadi 1,45. Jadi, masyarakat yang berada di bawah atau berada di garis kemiskinan ekstrem itu sebenarnya bisa meningkatkan pendapatannya..
Dirinya juga menjelaskan, untuk kemiskinan ekstrem itu angkanya di Rp 300 ribu, kemudian untuk garis kemiskinan di Rp 600 ribu. Jadi bisa keluar dari garis kemiskinan ekstrem, tapi belum keluar dari garis kemiskinan umum. Dan itu yang menyebabkan kemungkinan persentasenya tidak terlalu besar.
“Kukar sendiri di tahun 2022 menurun sekitar 1,45 persen jadi kerja cukup berat. Kita menurunkan dari 1,45 persen menjadi 0 persen. Kita akan berupaya untuk mempercepat penghapusan angka kemiskinan di Kukar, dan jangan khawatir kita punya strategi,” pungkasnya. (Indah Hardiyanti)