Mediaetam.com, Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sedang menggemborkan program penambahan jumlah dokter dan dokter spesialis di seluruh Indonesia.
Dirinya berpendapat perbandingan jumlah ideal dokter yang tepat yaitu 1 per seribu penduduk, sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Perhitungan tersebut sempat menjadi perdebatan karena dianggap tak sesuai kebutuhan yang ada di Indonesia.
BacaJuga
”Kita dokter spesialis kurang, perdebatan banyak, dibilang pak perbandingan dokter 1 berbanding seribu itu tidak ada basisnya,” ucap Menkes.
”Tapi saya cek WHO semua laporannya 1 per seribu. Saya ketemu ‘ikatan dokter indonesia’ Singapura, saya tanya dokternya berapa? Dijawab 14 ribu 15 ribu, penduduknya berapa? 5 juta, oh saya bilang udah banyak ya, (3 per seribu penduduk). Ternyata mereka masih mau meningkatkan lagi, bilang maunya empat per seribu,” jelasnya.
Berbanding terbalik dengan keadaan yang ada di Indonesia yaitu ‘hanya’ 0,5 per seribu penduduk.
Dia berpendapat apabila produksi dokter masih dilaksanakan berdasarkan aturan lama mungkin membutuhkan waktu sampai 13 tahun agar dapat mencapai angka ideal 270 ribu dokter yang dutujukan untuk 270 juta penduduk di Indonesia.
Dirinya pun tak heran jika banyak masyarakat yang pada akhirnya memilih untuk melakukan pengobatan di luar negeri.
”Kata-kata itu keluar dari ketua ‘IDI’ Singapura, saya bilang empat per seribu kenapa? Iya saya malu kan Indonesia 0,5 per seribu, jadi sangat kurang. Sekarang sih yang praktik saya dengar ada 120 ribu, yang benar-benar praktik,” ucapnya
Produksi dokter saat ini sekitar 12 ribu per tahun.
”Itu membuat banyak kemudian masyarakat Indonesia yang harus ke Malaysia, Singapura, karena nggak ada dokternya. Banyak dokter harus praktik sampai malam,
banyak pasien yang konsul cuma bisa 5-6 menit itu karena nggak ada dokternya,” katanya.
Dirinya mengungkapkan tren yang jauh lebih mengenaskan yaitu jumlah dokter spesialis.
Ada sekitar 20 saja yang dapat mencetak dokter-dokter spesialis dari 90 fakultas kedokteran di Indonesia
Sumber : Menkes Ngaku Malu usai Ngobrol Bareng ‘IDI’ Singapura, Kenapa?
Editor : Eny Lestiani