Mediaetam.com, Kukar – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi bencana banjir di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya yakni Kalimantan Timur (Kaltim).
Tepatnya di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia, terdapat 10 besar wilayah di Indonesia dengan tingkat historikal banjir tertinggi yakni wilayah Jawa Barat ada 5 wilayah, Jawa Timur ada 3 wilayah, Jawa Tengah ada 1 wilayah, dan Kaltim ada 1 wilayah yaitu wilayah Kukar.
BacaJuga
Menanggapi hal tersebut Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Fida Hurasani mengatakan ini hasil pemantauan dan teori dari BMKG yang berdasarkan dari rumus-rumus curah hujan dan sebagainya.
“Sampai hari ini dilihat dari sungai Mahakam itu dalam keadaan surut, sungai Belaian pun surut. Tetapi dengan situasi peringatan seperti ini, secara teori kami harus wapada,” kata Kalak BPBD Kukar, Fida Hurasani. Selasa (17/1/2023).
Namun, Fida mengingatkan di beberapa kecamatan, sementara berpotensi banjir. pertama, kecamatan yg berada di pantaran sungai Mahakam dan sungai Belaian.
Lalu, beberapa kecamatan yang memang tidak berada di pantaran sungai, tapi berada di kawasan pemukimam yang rawan banjir, seperti Samboja, Muara jawa, dan Loa janan.
“Seperti desa-desa yang berada di kawasan lembah. Secara potensi, saya tidak bisa menjelaskan disini rawan, tidak. Semua pasti berpotensi. Akan tetapi pada intinya kita akan tetap siap siaga,” ungkapnya
Kalak BPBD menghimbau kepada masyarakat untuk tenang, namun juga tetap menyiapkan diri seperti menstok makanan dan menyimpan barang-barang berharga ditempat yang aman dan mudah untuk dievakuasi nantinya jika terjadi bencana.
“Kita memang harus menyiapkan dari hal-hal kecil. Jadi lebih baik kita menyiapkan daripada tidak siap sama sekali. karena bsncana tidak bisa kita duga,” ucapnya
Dirinya berharap jangan sampai ada terjadi bencana. Ini adalah cara kita dalam menyikapi kewaspadaan terhadap peringatan bencana sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Kami petugas juga harus dalam posisi siap siaga, baik itu personil maupun sarana prasarana,” pungkasnya. (Indah Hardiyanti)
Editor: Maulana