TENGGARONG – Kelangkaan tabung gas 3kg di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) semakin dirasakan masyarakat. Salah satu Ibu Rumah Tangga (IRT), Ardaniah, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa beralih ke kompor kayu bahari, sebuah kompor tradisional yang terbuat dari tanah liat, untuk memasak kebutuhan sehari-hari.
Saat ditemui pihak mediaetam.com Ibu Ardaniah menjelaskan bahwa kompor kayu bahari ini kini ia gunakan untuk memasak nasi, lauk, dan air, demi menghemat penggunaan tabung gas 3kg yang langka dan harganya semakin melonjak.
“Gas 3kg sangat sulit didapatkan, apalagi harganya yang sudah tembus 50 ribu di eceran, saya harus mencari cara agar tabung gas di rumah bisa lebih irit,” ujar Ibu Ardaniah dengan penuh keprihatinan.
Kelangkaan tabung gas 3kg ini telah menyebabkan masyarakat, terutama IRT, merasa kesulitan. Beberapa pedagang eceran bahkan terpaksa menjual gas dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga normal.
“Saya biasa beli di eceran itu 22ribu – 26ribu, dengan harga segitu saya masih mampu,” Ucapnya.
Masyarakat akhir-akhir ini mengeluhkan harga tabung gas 3kg yang semakin tinggi dan stok yang terbatas baik itu kalangan IRT maupun para pedagang UMKM.
“Kebetulan suami saya juga berjualan makanan mau tidak mau tabung 3kg kita fokuskan untuk jualan saja dan di rumah saya memasak pake kompor kayu saja,” tuturnya.
Menurutnya meski kompor kayu bahari memang bisa menjadi solusi, namun penggunaannya tentu memerlukan perhatian lebih, seperti ketersediaan kayu bakar dan proses memasak yang lebih lama dibandingkan dengan kompor gas modern.
Namun, bagi Ibu Ardaniah, langkah tersebut dianggap perlu dilakukan demi menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
“Sebenarnya di saat seperti ini mau tidak mau, jadi harapannya pemerintah bisa cepat carikan solusi karena mau bulan puasa juga,” Tutupnya. (Nur Fadillah Indah/mediaetam.com)