Mediaetam.com, Jakarta – PT Bio Farma (Persero) memiliku rencana untuk ‘penyelamatan’ perusahaan milik negara yaitu PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) alias Inuki.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir berpendapat Inuki memiliki keunikan yang sangat langka.
Alasannya Inuki memiliki sertifikasi industri nuklir. Sertifikasi ini sangat langka untuk dimiliki.
BacaJuga
“Karena sudah bagian dari anggota kita, mereka ini memiliki kompetensi langka, fungsi nuklir, mereka ada sertifikasi industri nuklir itu langka sekali,” kata Honesti di rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (24/1/2023).
Honesti mengatakan sudah ada rencana dan solusi untuk menyelamatkan Inuki. Menteri BUMN Erick Thohir juga sudah memberikan lampu merah.
Solusi pertama yaitu Inuki akan masuk pada rencana spin-off Bio Farma. Hal ini bertujuan untuk membuat holding farmasi BUMN.
“Seperti disampaikan kan Bio Farma mau di-spin-off jadi holding. Sementara yang operating akan jadi anak usaha. Nah nanti Inuki akan jadi vehicle untuk itu, mungkin namanya berubah,” kata Honesti.
Honesti menuturkan pihaknya telah menyiapkan proyek supaya Inuki hidup kembali. Bio Farma juga akan mengadakan investasi di proyek tersebut.
Bio farma akan berinvestasi pada proyek produksi partikel radiofarmaka yang dapat dipakai sebagai pengobatan kanker yaitu dengan menggunakan mesin siklotron.
Saat ini fasilitas siklotron hanya dimiliki oleh 3 rumah sakit besar di Indonesia.
Masalahnya adalah apa yang dihasilkan siklotron tak dapat diperbanyak maupun diperjualbelikan.
Alasannya karena siklotron memiliki hubungan dengan partikel nuklir sehingga fasilitas ini hanya dapat dipakai untuk kebutuhan sendiri.
Hal itulah yang menyebabkan pengobatan yang memerlukan fasilitas siklotron menjadi sangat mahal.
“Nah untuk karyawan yang memiliki kompetensi nuklir khususnya pada sektor radiofarmaka, produk farmasi nuklir kita bikin bisnis baru untuk operasikan siklotron,” kata Honesti.
Hal ini berbeda dengan 3 rumah sakit yang menyediakan layanan khusus siklotron. Inuki akan masuk dan menjadikan siklotron sebagai industri.
Apalagi perusahaan ini telah mempunyai sertifikasi industri nuklir. Sehingga fasilitas siklotron dapat lebih banyak dinikmati masyarakat.
Terkait tentang pasar pelayanan siklotron, Honesti mengatakan bahwa Inuki sebenarnya sudah mempunyai pasar tersendiri.
Pasar utamanya yaitu di rumah sakit yang juga dipunyaiboleh BUMN. Terdapat sekitar 72 rumah sakit ‘pelat merah’ yang pastinya siap menfapatkan layanan siklotron dari Inuki.
“Ini pasarnya sudah ada, di rumah sakit BUMN saja sudah 72 rumah sakit, nanti Inuki akan supply produk nuklir di rumah sakit BUMN dulu,” Honesti menjelaskan.
Studi kelayakan bisnis baru Inuki ini juga sudah dilaksanakan. Jika semua berjalan sesuai rencana, Honesti mengatakan pada tahun ini bisnis siklotron yang akan diproduksi oleh Inuki sudah dapat dilaksanakan. Pihaknya sudah menyiapkan investasi sebesar Rp 200 miliar.
“Dengan investasi Rp 200 miliar itu dalam 5 tahun kita bisa balik modal, kita akan besarkan Inuki sambil mencari peluang pengobatan nuklir lainnya juga,” tandas Honesti.
Sumber : Rencana Penyelamatan Industri Nuklir RI di Tangan Bio Farma
Editor : Eny Lestiani