Mediaetam.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil atau yang sering dipanggil Emil memberikan strategi agar dapat mencegah gelombang PHK saat krisis global mengancam.
Emil mengatakan pemerintah provinsi (pemprov) akan selalu berusaha untuk meningkatkan perlindungan dan kemudahan dalam usaha.
“Kalau market-nya tidak ada kan susah. Ada wilayah yang memang tidak dalam kontrol birokrasi, itu sudah hukum pasar. Tapi perlindungan-perlindungan kemudahan (berusaha) terus kita lakukan,” kata Emil, Senin (7/1).
Emil berpendapat bahwa Resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi 2023 ikut andil dalam memberikan tekanan pada dunia usaha. Hal inilah yang memicu terjadinya PHK.
Investasi yang masuk diharapakan dapat menekan risiko PHK seiring ketersediaan lapangan kerja yang meningkat.
“Setiap tahun investasi kan nomor satu. Tahun lalu masuk Rp136 triliun menghasilkan 136 ribu pekerjaan,” kata Emil.
Pada pekan lalu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) meminta semua pihak mengutamakan dialog agar dapat meminimalisir pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Mari kita sikapi isu PHK ini secara berimbang dengan terus mengedepankan dialog dengan para pemangku kepentingan, sehingga PHK menjadi jalan paling akhir jika terjadi kemelut bisnis,” Kata Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri.
Kemnaker sudah berkoordinasi dengan lintas kementerian/lembaga, dinas ketenagakerjaan, dan mitra terkait untuk mengetahui perkembangan isu PHK.
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor yang rawan terjadi PHK. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja memberitahukan ada sekitar 45 ribu karyawan industri tekstil mengalami PHK.
“Potensi PHK sudah dapat dirasakan. Perkiraan 45 ribu karyawan sudah mulai dirumahkan,” kata Jemmy, Rabu (26/10).
Sumber : Ridwan Kamil Buka Suara soal Marak Ancaman PHK Pekerja
Editor : Eny Lestiani