10 Desa Wisata Jadi Andalan Pariwisata Lokal di Kukar

TENGGARONG – Sebanyak 10 desa wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini menjadi andalan pengembangan pariwisata lokal. Desa-desa ini tersebar di enam kecamatan, yakni Kota Bangun, Tenggarong Seberang, Muara Wis, Muara Jawa, Sebulu, dan Anggana.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Arianto, mengatakan ada 10 desa yang telah resmi ditetapkan sebagai desa wisata. Di antaranya adalah Desa Pela, Sangkuliman, Kedang Ipil, Bhuana Jaya, Kerta Buana, Bukit Pariaman, Muara Enggelam, Teluk Dalam Muara Jawa, Liang Buaya, dan Sungai Meriam.

Menurutnya, kunci keberhasilan desa wisata terletak pada sinergi antara masyarakat, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan pemerintah desa. Kolaborasi ini mampu menciptakan pengelolaan wisata yang berkelanjutan dan menarik minat wisatawan.

Ia mencontohkan Desa Kedang Ipil sebagai salah satu yang berhasil mengelola wisata alam dan pelestarian budaya secara konsisten. “Warganya pintar menelola dan sangat menjaga warisan budaya. Ini yang membuat desa itu selalu dikunjungi wisatawan. Mereka punya nilai lebih karena kesadaran itu tumbuh dari masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Desa Pela dan Sangkuliman juga terus menjadi sorotan karena kesuksesan mereka mengembangkan ekowisata, terutama dalam pelestarian pesut Mahakam yang menjadi ikon daerah. “Sejak 2023, kami telah membantu pengembangan infrastruktur dan fasilitas wisata di Desa Pela,” tambahnya.

Namun, tidak semua desa menunjukkan perkembangan yang serupa. Beberapa masih menghadapi tantangan besar, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga lemahnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengelolaan pariwisata.

“Kami tidak ingin desa wisata ini hanya sekadar status tanpa aktivitas. Harus ada kegiatan nyata agar menarik bagi wisatawan,” tegasnya.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, Dispar Kukar telah menjalin sinergi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) guna memastikan program pembangunan sesuai dengan kebutuhan desa wisata.

“Mulai dari edukasi, pelatihan, hingga pengembangan infrastruktur, semua harus berjalan. Tapi tetap, komitmen dari pengelola lokal adalah faktor penentu,” jelasnya.

Ia berharap desa-desa wisata ini bisa tumbuh menjadi wajah baru pariwisata Kukar. Tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga penyeimbang destinasi wisata besar seperti Pulau Kumala. “Dengan semangat dan kerja sama, desa wisata di Kukar bisa bersaing dan jadi kebanggaan daerah,” pungkasnya.

Bagikan:

Pos terkait