Kukar – Sejumlah strategi telah diupayakan untuk membebaskan Kukar dari Stunting. Beberapa program intervensi dilakukan Pemkab Kukar. Salah satunya intervensi spesifik yang dilakukan sebelum janin terbentuk.
Intervensi spesifik ini meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir itu meliputi Balita, Baduta baik yang mempunyai gizi buruk maupun yang tidak mempunyai gizi buruk.
Ada 11 program Intervensi spesifik. Sebelum lahir meliputi remaja putri konsumsi tablet tambah darah, Skrining anemia pada siswa, Pemeriksaan kehamilan (ANC), Ibu Hamil mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilannya dan ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi protein hewani.
Sementara Intervensi setelah lahir dilakukan dengan kegiatan, ASI Eksklusif minimal 6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani pada usia 6-23 bulan, Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui kegiatan Posyandu ataupun penimbangan lainnya setiap bulan, tatalaksana balita dengan masalah gizi kurang/gagal tumbuh, peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi.
Melalui kegiatan penimbangan, pengukuran panjang badan dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan, dapat mendeteksi adanya weight faltering ataupun masalah gizi yang terjadi sehingga bisa dilakukan intervensi lebih awal dan dirujuk untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi yang berkepanjangan, stunting dan munculnya gizi buruk.
Sekretaris Daerah Kukar Sunggono menyadari upaya ini bakal sukses dengan mengandalkan sinergi seluruh pihak. Maka dari itu, dia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Meskipun, masih banyak pekerjaan rumah yang belum dapat diselesaikan dalam upaya integrasi penurunan stunting ini.
“Saya mengharapkan agar seluruh pemangku kepentingan dapat terus secara konsisten berfokus dalam melakukan upaya signifikan yang terintegrasi dalam penurunan stunting di Kutai Kartanegara,” pungkasnya. (Adv/Diskominfo Kukar)