Mediaetam.com, Kukar – Kasus stunting di Kutai Kartanegara alami peningkatan di tahun 2022 mencapai 17,64 persen, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartangera (Kukar) terus berupaya melakukan penurunan.
“Jumlah kasus stunting di Kukar angkanya masih fluktuatif (naik-turun), bisa kita lihat dari saat pandemi Covid-19 angka stunting turun. Namun setelah pandemi Covid-19 mengalami kenaikan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar, Sunggono. Kamis, (9/1/2023)
Sunggono mengatakan terkait dengan upaya penurunan stunting, perlu dilakukannya studi ke Kota Sumedang, yang sudah berhasil lakukan penurunan. Dengan demikian, itu bisa dijadikan role model dalam penanganan stunting.
“Arahan dari Bupati untuk melakukan studi di Sumedang, kami diminta untuk menyusun konsep seperti apa peran para pihak atau stakeholder untuk bisa berpartisipasi dalam pengurangan angka stunting,” ungkapnya
Diketahui, dari data Dinas Kesehatan Kukar bahwa sepanjang tahun 2022 lalu, kasus stunting di Kukar mencapai 17,64 pesen, diperkirakan sekitar 3 ribu jiwa yang mengalami stunting.
Mengacu pada tahun 2021 ke 2022 kasus stunting di Kukar alami peningkatan, namun rasio peningkatannya tidak sampai 1 persen. Sementara itu, wilayah yang banyak alami kasus stunting yakni, wilayah Kukar bagian Hulu, dan Pesisir.
Banyak faktor yang menyebabkan stunting, di antaranya kondisi ekonomi dan lingkungan, kondisi kesehatan gizi ibu sebelum, saat kehamilan dan setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin yang berisiko terjadinya stunting, dan situasi bayi atau balitanya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan Tim Pencepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang dibentuk untuk melakukan pendampingan pada ibu hamil dan jika ada anak yang terkena stunting maka akan dibantu penambahan gizinya. (Indah Hardiyanti)