Samarinda—Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, menjadi kepala daerah pertama di provinsi ini menginjakkan kaki ke Dusun Mului, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.
Rangkaian kunjungan kerja Hadi Mulyadi ke wilayah selatan Kaltim tersebut berlangsung 7—9 Juni 2022.
Digelar dalam rangka melihat langsung Masyarakat Hukum Adat (MHA) Mului di Desa Swan Slutung, Kecamatan Muara Komam Kabupaten Paser.
BacaJuga
MHA Mului merupakan satu dari 10 pemenang Kalpataru Nasional melalui tokoh adat Jidan untuk kategori penyelamat lingkungan.
Kurang lebih enam jam waktu perjalanan dari Tana Paser, ibu kota Paser, ke Dusun Mului. Setibanya di dusun berpenduduk sekitar 123 jiwa itu, Hadi didampingi Wakil Bupati Paser, Syarifah Masitah Assegaf, langsung menyapa warga Mului ke rumah-rumah.
“Kunjungan ini memang sudah lama direncanakan. Sempat dua kali batal karena melonjaknya kasus covid-19. Jadi bukan karena Dusun Mului lewat Ketua Adat Pak Jidan menerima Kalpataru baru kita kunjungi. Tetapi memang ini kunjungan untuk melihat langsung keberadaan Dusun Mului dan masyarakatnya yang mampu menjaga hutan adat sehingga bisa mendapatkan keputusan masyarakat hukum adat (MHA),” jelas Hadi Mulyadi.
Ketua Adat Dusun Mului, Jidan, menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya atas kedatangan Hadi Mulyadi beserta rombongan. Menurutnya, inilah kali pertama kepala daerah bertandang ke Dusun Mului.
“Sebelum ini, baru bupati, dinas-dinas dari kabupaten yang berkunjung kesini. Betul-betul saya berterima kasih kepada Pak Wagub, bersama juga instansi-instansi lain yang sudah membagi waktu berkunjung ke Dusun Mului,” kata Jidan kepada Tim Publikasi Adpimprov Kaltim, Rabu, 8 Juni 2022.
Jidan merupakan pemenang penghargaan Kalpataru Nasional 2022 sebagai tokoh penyelamat lingkungan. Sebagai ketua adat bersama masyarakatnya, dinilai mampu menjaga kelestarian hutan adat Dusun Mului sejak 1995.
Adapun Mului sudah ditetapkan sebagai masyarakat hukum adat melalui SK Bupati Paser Nomor 413.3/Kep-268/2018. Hutan adat Mului juga sudah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan luasan 7.722 hektare.
“Harapan saya jalan dipercepat pembangunannya agar akses masyarakat bisa lebih mudah jika ingin masuk ataupun keluar Mului.
Yang kedua, rumah layak huni, karena sekarang kadang-kadang itu warga ramai ketika malam pernah ada ular masuk. Nah, kalau sudah rumah bagus dan jalan bagus, Mului yang sempat berpindah ke wilayah lain di sekitar, bisa kembali bermukim di Mului,” harap Jidan. (Ricardo/Adv/Diskominfo Kaltim)