Kalimantan Timur – Pj Gubernur Akmal Malik berkomitmen untuk mendorong pengembangan lumbung pangan di Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam masa kepemimpinannya, Akmal Malik bertekad untuk mengubah wajah sektor pertanian di Kaltim.
Menurut Akmal Malik, penting untuk mencapai keseimbangan antara eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lumbung-lumbung pertanian. Meskipun Kaltim dikenal kaya akan sumber daya alam mineral, Pj Gubernur menyadari bahwa kebutuhan akan pangan di Kaltim dan Ibu Kota Nusantara (IKN) akan terus meningkat di masa depan.
“Kita ingin mendorong transformasi agraris. Bonus sumber daya mineral ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena sampai mati pun orang tidak akan pernah makan batu bara. Kita tetap makan nasi yang berasal dari beras,” pesan Pj Gubernur Akmal Malik saat audensi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Budi Widihartanto di Rumah Jabatan Gubernur Kaltim di Komplek Pendopo Odah Etam beberapa waktu yang lalu.
Oleh karena itu, Akmal Malik menekankan perlunya Kaltim untuk menggerakkan eksploitasi sumber daya alam dan pengembangan lahan pertanian secara seimbang agar dapat memenuhi kebutuhan pangan di masa depan. Ia juga memperingatkan bahwa tidak menyiapkan infrastruktur pertanian yang memadai akan menjadi dosa terhadap generasi mendatang.
““Lokasinya ini yang harus segera kita cari. Bukan harus di Samarinda, Kutai luas kok. Bisa juga di Berau atau di Penajam Paser Utara dan Paser,” tambah Akmal.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan Kaltim di masa depan, pengembangan lumbung pangan ini juga diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan IKN, yang merupakan proyek penting dalam pembangunan negara.
Hingga bulan September 2023, data dari Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim mengungkapkan bahwa produksi padi mencapai 178.662 ton dengan hasil beras sebanyak 115.362 ton. Kabupaten Kutai Kartanegara memimpin dalam produksi beras dengan 43.432 ton, diikuti oleh PPU dengan 19.945 ton, Berau dengan 16.452 ton, Kutai Barat dengan 5.826 ton, Paser dengan 5.792 ton, Kutai Timur dengan 8.676 ton, Mahakam Ulu dengan 4.742 ton, Samarinda dengan 3.429 ton, Balikpapan dengan 100 ton, dan Bontang dengan 65 ton. (Amin/Advertorial/Diskominfo Kaltim)