SAMARINDA – Untuk kenalkan sejarah kepada anak muda, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS) Universitas Mulawarman (Unmul) mengadakan pekan sejarah (Panah). Event yang disebut Panah Mulawarman ini, menghadirkan ragam lomba dan kegiatan untuk mengenalkan pentingnya sejarah.
Acara ini dibuka sejak 9 Oktober 2024 dengan talk show berjudul “Rekonfigurasi Masyarakat Adat di Kalimantan Timur.
Baca juga: Mempelajari Sejarah, Mempertahankan Masyarakat Adat, dan Melestarikan Kehidupan
Kemudian rangkaian perlombaan dilakukan seperti lomba cipta baca puisi dan cerdas cermat untuk SMA sederajat, lalu mewarnai untuk anak TK. Untuk umum ada dance competition, lomba tari kreasi, dan laga mobile legends. Ada juga lomba Essai untuk mahasiswa/mahasiswi nasional, serta futsal untuk mahasiswa Universitas Mulawarman. Lalu, acara puncaknya ada di 18 Oktober 2024 dengan konser band Finest dan Davy Jones.
Ketua Panitia Panah Mulawarman 2024, Grace Oktavia Magdalena mengatakan, sebenarnya mereka tidak menyangka bahwa masyarakat dan peserta sangat antusias. Ekspektasi panitia, peserta hanya dari Samarinda.
“Tetapi ada yang dari Balikpapan, Paser, Sangatta, yang ikut lomba kesejarahan ini. Jadi ini cukup menyenangkan. Bahkan lomba esai sampai menjangkau mahasiswa UGM (Universitas Gadjah Mada) dan lain-lain,” terang Grace.

Dia menambahkan, tahun ini panitia berusaha keluar dari zona nyaman. Biasanya hanya dua atau tiga lomba. Tetapi, kali ini ada delapan lomba. Peserta juga beragam. Dari anak TK, hingga mahasiswa, juga ada yang dari luar Samarinda.
“Kami juga berani keluar dari gedung kampus, yang kali ini diadakan di Museum Kota Samarinda,” sambungnya.
Panah Mulawarman adalah upaya mengenalkan minat sejarah ke publik. Termasuk para anak muda. Diakui Grace, hal ini cukup jadi tantangan. Mereka pun khawatir tak ada yang minat. Mereka pun bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk menginformasikan event ini. Termasuk dengan Dinas Pendidikan.
“Harapan kami, banyak anak muda yang mau belajar soal sejarah Kaltim. Makanya kami menyediakan pameran sejarah. Jangan sampai sejarah Kaltim itu tenggelam,” pungkasnya. (Mediaetam.com)