PENAJAM PASER UTARA – Tidak hanya pekerja yang harus bersiap. Para guru juga mesti bersiap untuk pembangunan ibu kota negara (IKN) yang baru. Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Kalimantan Timur pun bertekat mengambil bagian dari pembangunan IKN dan diaplikasikan dalam bentuk pengajaran di ruang-ruang kelas.
Ketua AGSI Kaltim Joni mengatakan pembangunan ibu kota negara (IKN) ini menjadi bagian dari sejarah Indonesia.
“Untuk itu, para guru sejarah di Kaltim harus bisa berpartisipasi dan turut andil dalam dinamikanya,” jelas dia.
Sementara itu, Presiden AGSI Pusat Sumardiansyah Perdana Kusuma menyampaikan bahwa sejarah dimaknai bukan peristiwa itu terjadi.
“Tetapi seiring waktu berjalan menjadi masa depan,” sambungnya dalam acara pelantikan Pengurus AGSI Kaltim pada Minggu (26/2/2023).
Untuk diketahui, pelantikan ini diikuti oleh 52 orang pengurus AGSI Kaltim berasal dari Kabupaten/Kota Kalimantan Timur antara lain Samarinda, Balikpapan, Bontang, Sangatta, PPU, Paser dan Kutai Kartangera.
Dia mengatakan, yang dilalui sekarang akan bermakna di masa mendatang. Ini harus dipahami karena itu guru pun harus mampu menciptakan sejarah. Bukan hanya menjadi objek sejarah atau mengajar. Sudah saatnya, menciptakan sejarah dan sejarah tidak hanya urusan politik dan perang tetapi terkait Langkah kita dalam sebuah organisasi. Karena sejarah itu berkembang ada kuliner, fashion, tentang perempuan, kemanusiaan.
“Seorang guru sejarah harus jadi guru yang baik, menyenangkan, menguasai teknologi, karena dengan menjadi guru yang baik, menyenangkan dan menguasai teknologi maka pembelajaran akan bermakna dan pada titik tersebut sejarah tidak akan pernah dihapuskan. Jadi jangan salahkan pemerintah kalau sejarah itu rencana akan dihapuskan karena Ketika ditanya kepada anak didik sejarah tidak menjadi mata pelajaran favorit, guru-guru sejarah tidak menarik dan bangsa kita akan terus terpecah padahal fungsi sejarah adalah mempersatukan bangsa,” pungkasnya.