Samarinda – Perkembangan suatu wilayah ditentukan oleh beberapa hal salah satunya pembangunan fisik. Kehadiran akses jalan akan merangsang tumbuhnya sektor ekonomi dan mensejahterakan masyarakat, contohnya Jembatan Pulau Balang yang beberapa waktu lalu sempat ramai diperbincangkan warga Kaltim. Jembatan tersebut menjadi penghubung antara Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU).
Jembatan yang memiliki lebar 22,4 meter dan 4 lajur kendaraan ini, sekaligus dilengkapi dengan trotoar di bagian kanan dan kiri jalan. Agar akses menuju jembatan lebih maksimal, maka dibangun jalan dengan panjang 1.969 meter. Jembatan Pulau Balang disebut akan memudahkan masyarakat sekitar. Pasalnya, sebelum jembatan tersebut ada para warga yang ingin ke Balikpapan atau sebaliknya harus menyebrang dengan kapal feri.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang. Menyebut seandainya Jembatan Pulau Balang sudah rampung, tentu aka nada efek berlipat (multiplier effect) atau dampak ekonomi yang bermanfaat besar sekali bagi masyarakat sekitar. Sebab, selama ini akses tunggal dengan penyebrangan kapal cukup memberatkan biaya operasional.
Distribusi bahan pokok maupun benda lain dari PPU menuju Balikpapan dan sekitarnya disebut bakal lebih mudah. Veridiana pun berharap dengan adanya jembatan itu maka mampu menekan harga hingga beban biaya suatu barang.
“Kalau Jembatan Pulau Balang itu sudah jadi kan tentu akan memperlancar arus transportasi dan juga tidak ketergantungan lagi terhadap penyebrangan-penyebrangan itu,” beber Veridiana saat dihubungi via telepon Sabtu (5/12/2020).
Tak dapat dimungkiri bahwa beban biaya transportasi yang membuat harga komoditas tinggi. Sebagai contoh, barang yang datang dari Banjarmasin, Paser atau PPU ke daerah utara Kaltim akan lebih tinggi saat barangnya sampai.
“Salah satunya penyebrangan menggunakan kapal feri yang sangat berat sekali biaya operasionalnya,” pungkas Veri. (Adv)
