Mediaetam.com,Samarinda- Pada hari ibu, enam tahun lalu, seorang ibu bernama Rahmawati bersedih. Dia kehilangan anaknya M Raihan Saputra (9 tahun). Murid yang duduk di kelas 3 sekolah dasar itu, ditemukan meninggal di lubang bekas galian tambang batubara.
Tak berhenti di situ, hingga 2020 sudah 39 jumlah korban yang meninggal akibat lubang bekas galian tambang yang dibiarkan terbuka setelah dieksploitasi. Kebanyakan korban masih berstatus pelajar SD hingga SMA.
Fakta ini menyadarkan kita bahwa anak-anak, rahim perempuan, keluarga yang tinggal di sekitar wilayah eksploitasi alam, harus menanggung derita atas apa yang tidak mereka perbuat, Ini makna yang tak dibicarakan saat memperingati hari Ibu.
“Dalam rangka merayakan hari Ibu, yang sejatinya merupakan hari kebangkitan perempuan Indonesia, Ruang Baca Puan mengajak anak-anak muda untuk memahami persoalan tanah air,” kata Sarah Agustio R.
Antusiasme peserta dan refleksi dari proses belajar pada 2020 membuktikan bahwa para anak muda, khususnya perempuan lebih aktif dalam kegiatan literasi, lebih kritis memahami situasi tanah air, dan tak ragu berkomitmen memperjuangkan keadilan gender dan ekologi.
“Sekolah literasi ekofeminis akan memberikan pengalaman belajar online bagi anak-anak muda, baik laki-laki dan perempuan untuk memahami situasi tanah air melalui telaah literasi ekologi politik dan feminis,” kata dia
Ditambahkan Salsabila, para pengajar akan mendampingi para pelajar mendiskusikan film, ceramah TED Talk, dan bacaan-bacaan penting dan terpilih, bekerja dalam kelompok, presentasi dan memandu diskusi, menyusun anotasi, membuat puisi bebas, podcast, kolase, story board serta bentuk literasi lainnya.
Sebagai tugas akhir, peserta diwajibkan menghasilkan tulisan essay 1000-1500 kata, yang kemudian akan dikemas juga dalam bentuk audio sehingga bisa diakses dan dinikmati orang kampung.
“Harapannya, selain menghidupkan dunia literasi, ke depannya para alumninya aktif sebagai pejuang keadilan gender dan keadilan ekologi,” tutup Salsabila
Ruang Baca Puan sendiri digagas pada bulan Juni sampai September 2020 oleh Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT), Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) dan Fellow peneliti Sajogyo Institute untuk bagaimana memahami persoalan di tanah air dengan memadukan pendekatan ekologi politik dan feminis.(Idham)
Pendaftaran dibuka 18 Desember 2020 – 11 Januari 2021 melalui: www.pejuangtanahair.org.Kontak Media
Sarah Agustio R. (0812-5556-7264 ),Salsabila (0877-7021-9200).